Paranoia Aliran Sesat

Penulis: Achmad Susanto
Editor: Hamim Septian
Paranoia Aliran Sesat

Highlight

  • Mengapa Penting:

Ketika membahas "aliran sesat" kita masuk ke dalam dunia yang penuh misteri dan paranoia yang telah memengaruhi budaya manusia selama berabad-abad. Penting untuk memahami sejarah aliran sesat ini karena hal ini mencerminkan bagaimana ketakutan kolektif dan persepsi terhadap spiritualitas telah membentuk tindakan dan peristiwa signifikan dalam sejarah manusia.

  • Gambaran Besar:

Sejarah aliran sesat di seluruh dunia adalah gambaran dari ketakutan manusia terhadap yang tidak biasa, spiritual, atau okultis. Artikel ini akan membahas beberapa contoh dari sejarah ini, termasuk perburuan penyihir di Eropa, mitos Faustian pact, kisah Niccolò Paganini yang misterius, dan bahkan fenomena modern seperti paranoid aliran setan di Amerika.

  • Sorotan:

  1. Perburuan Penyihir di Eropa (1580-1630an)
  2. Legenda Faustian Pact
  3. Niccolò Paganini dan Mitos Senar Violin
  4. Robert Johnson Jual Diri Kepada Setan
  5. Era Geger Aliran Setan (1980an)
  • Perspektif Luas:

Ketakutan akan yang gaib dan okultisme telah mempengaruhi tindakan dan persepsi manusia. Ini mencerminkan sejauh mana imajinasi manusia dapat membentuk realitasnya sendiri melalui mitos dan legenda.

  • Perspektif Mendalam:

Sebagai contoh, perburuan penyihir di Eropa pada abad pertengahan adalah upaya kolektif untuk menyingkirkan individu-individu yang dianggap berbahaya atau aneh. Ini tidak hanya mencerminkan ketidakmengertian tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga kecenderungan manusia untuk mencari kambing hitam ketika dunia terasa tidak terkendali.

Niccolò Paganini dan mitos senarnya mencerminkan sejauh mana orang-orang dapat pergi dalam menciptakan cerita mengerikan tentang individu yang berbeda atau berbakat di luar norma.

  • Kilas Balik:

Dari perburuan penyihir hingga mitos perjanjian dengan setan, hingga paranoia aliran setan modern, kita melihat bahwa ketakutan kolektif akan yang supranatural, okultis, dan sesat telah memainkan peran penting dalam sejarah manusia. Memahami asal-usul ketakutan ini dapat membantu kita menghadapi berbagai teori konspirasi modern serta berbagai ketakutan kolektif.

 

Baca Juga : AWAS ADA SEKTE!

 

Mengapa Ketakutan Terhadap Aliran Sesat Terus Berlanjut?

Lia Eden dan UFO

Pada Mei 2015, Lia Eden, pemimpin Komunitas Eden, mengirim surat kepada Presiden Jokowi untuk meminta izin mendaratkan UFO di area Monas. Permintaan ini memicu perhatian publik dan menjadi bahan olok-olok. Meskipun sebagian besar orang nampak skeptis terhadap klaim Lia Eden, fenomena UFO dan klaim paranormal seringkali memicu ketakutan dan ketertarikan bersama.

Panik Terhadap Komunitas Sesat

Indonesia memiliki sejarah panjang dalam menghadapi kabar-kabar sumir seputar komunitas yang dianggap pengikut aliran sesat. Salah satu contoh terbesarnya terjadi  pada 1998 di Banyuwangi. Pada masa itu, terjadi pembunuhan berantai yang dipercayai dilakukan oleh pihak "ninja berpakaian hitam-hitam." Mereka menjadi terkenal karena membunuh orang-orang yang dituduh sebagai dukun santet, serta beberapa kyai dan ulama NU. Teror ini berlangsung selama beberapa bulan dan mencapai puncaknya pada bulan-bulan Reformasi.

Pemerintah setempat bahkan meminta para camatnya untuk mendata penduduk yang mengaku memiliki kekuatan magis atau berprofesi sebagai dukun dalam upaya menyelamatkan mereka dari ancaman pembantaian. Sayangnya, data-data tersebut bocor ke publik dan digunakan oleh para pembantai untuk mengejar para 'dukun santet'. Hasilnya, penduduk yang awalnya ketakutan mulai berbalik memburu 'ninja' dengan kejam.

Kelompok Sesat dan Persekusi

Tidak hanya dalam kasus ninja Banyuwangi, ketakutan kolektif terhadap okultisme telah mendorong tindakan keras terhadap kelompok yang dianggap sesat. Kelompok Ahmadiyah dan Gafatar adalah contoh nyata dari komunitas yang mengalami persekusi publik, dilarang beribadah, dan hidup terasing dari masyarakat.

Sejarah Perburuan Penyihir di Eropa

Panik terhadap okultisme dan yang dianggap sesat tidak terbatas pada Indonesia. Di Eropa, perburuan penyihir yang brutal terjadi pada abad pertengahan. Diperkirakan sekitar 60.000 orang, terutama perempuan di atas 40 tahun, dibakar hidup-hidup sebagai korban perburuan penyihir. Fenomena ini mencapai puncaknya pada periode 1580-1630an seiring dengan konflik antara Gereja Katolik dan Protestan. Para pemuka agama pada saat itu memandang tenung sebagai sesuatu yang berasal dari kaum pagan dan berhubungan dengan iblis.

Perjanjian Musisi dengan Setan

Setelah era perburuan penyihir, keyakinan terhadap okultisme masih bertahan. Pada abad ke-19, cerita Johann Georg Faust menjadi terkenal. Faust dianggap menjual jiwanya kepada iblis demi kekayaan dan kenikmatan. Kisah ini menjadi asal-usul istilah "faustian pact" atau perjanjian dengan iblis yang sering digunakan untuk menuduh musisi atau seniman yang tiba-tiba mencapai kesuksesan besar.

Salah satu contoh terkenal adalah Niccolò Paganini, seorang virtuoso biola asal Genoa. Ia dituduh bersekutu dengan iblis karena kemampuannya yang luar biasa dalam memainkan biola. Rumor bahkan menyebutkan bahwa senar biolanya terbuat dari usus perempuan yang menjadi korban pembunuhan. Penonton sering mengaku melihat setan mendampinginya di atas panggung. Rumor-rumor ini terus berkembang bahkan setelah kematiannya.

Robert Johnson dan Club 27

Pionir delta blues, Robert Johnson, menjadi terkenal karena menyebarkan rumor bahwa ia menjual jiwanya kepada iblis di persimpangan jalan di Mississippi. Ia memperoleh kemampuan memainkan gitar yang tak tertandingi, tetapi hidupnya tragis. Johnson meninggal pada usia 27 tahun, dan ia dianggap sebagai salah satu anggota pertama "Club 27," kelompok musisi terkenal yang meninggal pada usia tersebut.

Geger Aliran Setan di Amerika

Pada tahun 1980an, Amerika mengalami geger aliran setan atau "satanic panic." Fenomena ini dipicu oleh sejumlah pembunuhan dengan unsur okultisme, seperti yang dilakukan oleh kelompok Charles Manson dan pembunuh berantai seperti Zodiac Killer dan Alphabet Killer pada 1970an. Para pelaku pembunuhan tersebut diduga melakukan upacara setan.

Selama periode ini, banyak perkumpulan yang terlibat dalam ritual aneh, termasuk aktivitas seperti orgi, inses, dan penggunaan anak-anak dalam praktik seksual dan penyiksaan. Istilah "Ritualistic Sexual Abuse" pertama kali muncul selama periode ini.

Parents Music Resource Center (PMRC)

Pada 1985, sekelompok ibu konservatif membentuk Parents Music Resource Center (PMRC) untuk membatasi akses anak-anak terhadap musik populer yang dianggap mengandung pesan-pesan amoral. Warisan PMRC yang paling terkenal adalah stiker "Parental Advisory" yang ditempelkan pada sampul album musik dengan lirik kontroversial. Mereka mengajukan 15 lagu populer yang dianggap mengandung pesan-pesan amoral, termasuk musik dari berbagai genre seperti rock dan pop.

Konspirasi Modern dan Teori Illuminati

Tidak hanya di masa lalu, ketakutan terhadap okultisme juga merambat hingga ke konspirasi modern. Terkenalnya teori-teori konspirasi seperti klaim bahwa musisi terkenal seperti Beyonce, Rihanna, Jay Z, dan bahkan Michael Jackson adalah anggota sekte Illuminati. Mereka dituduh terlibat dalam praktik okultisme yang mengikuti tujuan kejahatan.

Para pengikut QAnon, sebuah gerakan yang muncul di era modern, mempercayai bahwa para politisi Demokrat dan selebriti liberal adalah anggota sekte pemuja setan yang melakukan ritual kanibalistik dan menggunakan anak-anak untuk disiksa dan dijadikan budak seks.