Highlight
-
Mengapa Penting:
Pemilihan umum merupakan pilar utama dalam sistem pemerintahan demokratis karena memungkinkan warga negara memilih pemimpin dan menyuarakan opini mereka. Dengan demikian, pemilihan umum memberikan legitimasi pada pemerintahan dan memberikan warga negara kendali atas keputusan politik.
-
Gambaran Besar:
Kami melihat perkembangan pemilihan umum di Eropa, Amerika Utara, Afrika Sub-Sahara, Amerika Latin, dan Asia. Fokusnya pada kontribusi pemilihan umum terhadap pemerintahan demokratis dan bagaimana ritual tersebut memainkan peran dalam integrasi sosial dan politik.
-
Sorotan:
Pemilihan umum bukan hanya proses formal, ini adalah fondasi demokrasi modern. Bagaimana pemilihan umum memastikan akuntabilitas pemimpin, memberikan warga negara forum untuk diskusi publik, dan memberikan kontribusi pada stabilitas dan legitimasi komunitas politik.
-
Perspektif Luas:
Sejarah pemilihan umum melibatkan pergeseran dari representasi holistik ke konsep individualistik. Pemilihan umum tidak hanya fenomena regional; ini terjadi di seluruh dunia dengan dampak yang berbeda di setiap wilayah. Pemilihan umum juga tidak terbatas pada aspek politis, tetapi mencakup kontribusinya pada integrasi sosial.
-
Perspektif Mendalam:
Pemilihan umum tidak hanya tentang menghitung suara; ini tentang memberdayakan individu, memastikan keadilan dalam perwakilan, dan memenuhi kebutuhan psikologis individu untuk berpartisipasi dalam pembentukan nasib mereka sendiri.
-
Kilas Balik:
Dengan melihat ke belakang, kita menyadari bahwa hak suara tidak selalu dinikmati masyarakat di setiap tempat dan waktu. Dari pembatasan akses pemilih pada abad ke-18 hingga pemilihan umum yang kompetitif saat ini, perjalanan ini menyoroti perjuangan dan perubahan dalam meraih hak demokratis.
Baca Juga : Presidential Threshold VS Hak Warga Negara
: Apapun Sistem Pemilu Legislatifnya, Kinerja DPR Tetap Buruk
Pemilihan Umum: Sejarah dan Peranannya dalam Pemerintahan Demokratis
Sejarah Pemilihan Umum di Dunia
Meskipun pemilihan umum telah digunakan di Athena kuno, Roma, dan dalam pemilihan umum Paus dan Kaisar Romawi Suci, asal-usul pemilihan umum di dunia kontemporer terletak pada munculnya pemerintahan perwakilan di Eropa dan Amerika Utara pada abad ke-17. Perubahan konsepsi perwakilan dari model holistik Abad Pertengahan menjadi konsepsi individualistik pada abad tersebut mengubah paradigma, menjadikan individu sebagai unit kritis yang harus dihitung.
Pada abad ke-18, akses ke arena politik sangat tergantung pada keanggotaan dalam aristokrasi, dan partisipasi dalam pemilihan umum diatur oleh adat dan perjanjian lokal. Namun, Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis menyatakan kesetaraan formal setiap warga negara, meskipun hak suara tetap menjadi instrumen kekuasaan politik yang dimiliki oleh sedikit orang.
Perkembangan Pemilihan Umum di Seluruh Dunia
Eropa dan Amerika Utara
Pada abad ke-19 dan ke-20, penggunaan pemilihan umum kompetitif di Eropa Barat menghasilkan keragaman yang diinstitusionalisasikan di negara-negara tersebut. Namun, di rezim komunis satu partai di Eropa Timur dan Uni Soviet, pemilihan memiliki tujuan dan dampak yang berbeda.
Afrika Sub-Sahara
Pemilihan umum berbasis hak pilih universal diperkenalkan dalam tiga periode berbeda di Afrika Sub-Sahara, termasuk pada tahun 1950-an, 1970-an, dan awal 1990-an, yang terkait dengan dekolonisasi, penghapusan rezim militer, dan demokratisasi.
Amerika Latin
Pemilihan umum di Amerika Latin diperkenalkan secara bertahap mulai pertengahan abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20. Namun, banyak negara kembali ke otoritarianisme, dan baru mulai dari pertengahan 1970-an, pemilihan umum kompetitif diperkenalkan kembali di sebagian besar Amerika Latin.
Asia
Pemilihan umum kompetitif di Asia diikuti segera setelah Perang Dunia II, sebagian besar karena dekolonisasi. Namun, restorasi otoritarianisme tetap umum, terutama di Timur Tengah.
Peran Pemilihan dalam Pemerintahan Demokratis
Pemilihan umum memberikan kontribusi fundamental bagi pemerintahan demokratis. Dalam demokrasi, yang memerlukan pengambilan keputusan politik melalui perwakilan, pemilihan memungkinkan pemilih memilih pemimpin dan mengukur kinerja mereka. Meskipun masalah akuntabilitas bisa muncul jika pemimpin terpilih tidak peduli akan pencalonan kembali, pemilihan tetap menjadi cara efektif untuk mengatasi masalah suksesi kepemimpinan.
Pentingnya pemilihan umum juga tercermin dalam fungsinya sebagai forum diskusi isu-isu publik dan sarana untuk mengekspresikan opini publik. Dengan pemilihan umum yang kompetitif, kandidat dan partai dipaksa untuk membuka catatan mereka dan niat masa depan mereka kepada kritis publik, menyediakan pendidikan politik bagi warga negara dan memastikan responsivitas pemerintahan demokratis terhadap keinginan rakyat.
Kontribusi Pemilihan terhadap Stabilitas dan Legitimasi Komunitas Politik
Pemilihan umum juga memperkuat stabilitas dan legitimasi masyarakat politik. Seperti hari libur nasional yang memperingati pengalaman bersama, pemilihan umum menghubungkan warga negara satu sama lain dan mengkonfirmasi kelayakan politik. Dengan demikian, pemilihan umum membantu memfasilitasi integrasi sosial dan politik.
Akhirnya, pemilihan umum melayani tujuan aktualisasi diri dengan mengkonfirmasi nilai dan martabat individu sebagai manusia. Partisipasi dalam pemilihan memperkuat harga diri pemilih. Hak suara memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat mereka dan memenuhi kebutuhan untuk merasa memiliki tempat di dalamnya.