Pengaruh Megawati Soekarnoputri

Penulis: Hamim Septian
Editor: Achmad Susanto
Pengaruh Megawati Soekarnoputri

Highlight

  • Mengapa Penting:

Pengaruh Megawati Soekarnoputri memiliki relevansi yang signifikan dalam sejarah politik Indonesia. Sebagai presiden kelima dan perempuan pertama yang menduduki jabatan tertinggi, kontribusinya mencerminkan perkembangan demokrasi dan peran perempuan dalam pemerintahan.

  • Gambaran Besar:

Megawati Soekarnoputri lahir pada 23 Januari 1947 di Jakarta, Indonesia, dan merupakan putri dari Soekarno, presiden pertama Indonesia. Meskipun tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, Megawati terlibat dalam politik sejak 1987 dan mencapai puncak karier sebagai ketua Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 1993.

  • Sorotan:

Pada Juni 1996, Megawati menghadapi konflik dengan pemerintah yang mengakibatkan ia dicopot dari jabatannya sebagai ketua PDI. Setelah lengsernya Suharto pada 1998, ia membentuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan memenangkan pemilihan parlemen pada 1999. Meskipun gagal menjadi presiden pada 1998, Megawati akhirnya dilantik pada 23 Juli 2001.

  • Perspektif Luas:

Pemerintahan Megawati diwarnai oleh tantangan ekonomi, gerakan separatisme di Aceh, dan serangan teroris, seperti serangan bom Bali pada 2002. Meskipun menghadapi kritik terkait korupsi, ia menandatangani gencatan senjata dengan separatis Aceh pada 2003.

  • Perspektif Mendalam:

Megawati menghadapi kenyataan pahit ketika dihapus dari jabatannya pada 1996, namun keberaniannya membentuk PDI-P dan kemenangan parlementer pada 1999 menggambarkan keteguhan politiknya. Pada masa kepemimpinannya, upaya penyelesaian konflik Aceh dan perannya dalam hubungan internasional menjadi sorotan.

  • Kilas Balik:

Pada pemilihan presiden 2004, Megawati kembali bersaing dan meskipun memenangkan putaran pertama, ia kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono pada putaran kedua. Meskipun demikian, warisan politiknya terus memengaruhi arah politik Indonesia.

 

Baca juga:
Gonjang-ganjing Politik Dinasti
Fatwa Golput Haram MUI, Masihkah Relevan?
Kenapa Megawati Belakangan Suka Ngeselin?



Pengaruh Megawati Soekarnoputri: Profil dan Pemimpin Indonesia

Latar Belakang Pendidikan dan Awal Karir Politik

Meskipun tidak menyelesaikan gelar, Megawati memiliki pendidikan di bidang psikologi dan pertanian. Keterlibatannya dalam politik dimulai pada tahun 1987, ketika ia terpilih sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), parlemen nasional Indonesia. Puncak kariernya dalam Partai Demokrasi Indonesia (PDI) terjadi pada tahun 1993 ketika ia menjadi ketua partai tersebut.

Konflik dan Kembalinya dalam Politik

Pada Juni 1996, Megawati dihapus sebagai ketua PDI oleh pemerintah, yang kemudian mengakibatkannya diskualifikasi dalam pemilihan presiden tahun 1998. Protes massal oleh pendukungnya di Jakarta menyebabkan tindakan keras pemerintah dan kerusuhan terburuk dalam lebih dari 20 tahun.

Pembentukan PDI-P dan Kemenangan Parlamenter

Setelah lengsernya Suharto pada Mei 1998, Pengaruh Megawati dan pendukungnya membentuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada Oktober 1998. Pada pemilihan parlemen Juni 1999, PDI-P meraih 34 persen suara, menjadi partai dengan hasil terbaik. Meskipun diharapkan menjadi presiden, pada 20 Oktober, MPR memilih Abdurrahman Wahid sebagai presiden, membuat pendukung Megawati memprotes. Namun, pada hari berikutnya, ia diangkat sebagai wakil presiden.

Pemerintahan Megawati

Pada 23 Juli 2001, MPR mencopot Abdurahman Wahid dari jabatannya, dan Megawati dilantik sebagai presiden. Pemerintahannya dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk masalah ekonomi, gerakan separatis di Aceh, dan serangan teroris. Pada Oktober 2002, lebih dari 200 orang tewas dalam ledakan bom mobil di luar sebuah klub malam di Bali. 

Tantangan dan Peningkatan Hubungan Luar Negeri

Megawati juga menghadapi kritik terkait korupsi dan kegagalannya menurunkan tingkat pengangguran. Meskipun demikian, pada 2003, ia berhasil menandatangani gencatan senjata dengan separatis Aceh, meskipun pertempuran kembali pecah.

Pemilihan 2004 dan Pasca-Kepresidenan

Pada pemilihan presiden 2004, Megawati bersaing dengan Susilo Bambang Yudhoyono, mantan menteri keamanan dalam kabinetnya. Meskipun Megawati memenangkan putaran pertama, Yudhoyono memenangkan putaran kedua dan menggantikannya sebagai presiden pada Oktober 2004.