Riya Adalah Penyakit Hati yang Berbahaya

Penulis: Hamim Septian
Editor: Achmad Susanto
Riya Adalah Penyakit Hati yang Berbahaya

Highlight

  • Apa itu riya dalam Islam:

Riya adalah perbuatan menampakkan amal atau ibadah dengan tujuan mendapatkan pujian atau sanjungan dari manusia, bukan karena Allah SWT.

  • Mengapa riya disebut sebagai syirik kecil:

Karena riya adalah bentuk kemunafikan yang bisa mengarah kepada penyekutuan Allah secara tersembunyi, meskipun tidak sampai pada tingkatan syirik besar.

  • Bagaimana cara menghindari riya:

Dengan menyembunyikan amal, mengikhlaskan niat, menghindari kebanggaan berlebihan, serta rutin berdoa agar dijauhkan dari riya.

 

Baca Juga : 
Kalo Tuhan Cuma Satu, Kenapa Agama Ada Banyak?
Kekerasan Berbasis Agama
Islam, Fiksi Ilmiah, dan Kehidupan Ekstraterestrial


 

Riya Adalah Penyakit Hati yang Berbahaya! Ini Cara Menghindarinya

Apa Itu Riya

Riya adalah suatu perbuatan menampakkan amal atau kebaikan kepada orang lain dengan tujuan mendapatkan pujian, penghormatan, atau sanjungan. Dalam Islam, riya adalah salah satu penyakit hati yang dapat merusak amal ibadah seseorang karena tidak dilakukan dengan ikhlas kepada Allah SWT.

Secara etimologi, riya berasal dari bahasa Arab ru’yah yang berarti "melihat" atau "memperlihatkan". Dalam konteks ibadah, riya adalah tindakan pamer yang bertentangan dengan keikhlasan. Riya merupakan salah satu bentuk syirik kecil yang sangat dilarang dalam Islam dan dapat menghapus pahala dari amal perbuatan.

Bahaya Riya dalam Kehidupan

Riya adalah perbuatan yang dikecam dalam Islam karena memiliki dampak buruk, antara lain:

  • Menghapus pahala ibadah karena niatnya bukan karena Allah SWT.
  • Menjadikan seseorang terjerumus dalam kesombongan dan kecintaan terhadap pujian manusia.
  • Membuka pintu dosa lainnya seperti ujub dan takabur.
  • Mendapat kutukan dari Allah SWT karena riya adalah bentuk kemunafikan.

Contoh Perilaku Riya dalam Kehidupan Sehari-hari

Berikut adalah beberapa contoh perilaku riya yang sering terjadi tanpa disadari:

  1. Membayar zakat karena takut dicemooh oleh masyarakat, bukan karena kewajiban kepada Allah SWT.
  2. Melakukan ibadah demi mendapatkan keuntungan duniawi, seperti mendapat penghargaan atau pujian.
  3. Bersedekah dengan tujuan ingin dianggap dermawan, bukan karena niat ikhlas membantu sesama.
  4. Mengenakan hijab atau pakaian syar’i bukan karena taat kepada Allah, melainkan agar mendapat pengakuan sebagai orang yang religius.

Cara Menghindari Riya dalam Ibadah

Menghindari riya adalah langkah penting agar amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Berikut beberapa cara menghindari riya:

1. Menyembunyikan Amal Kebaikan

Sebisa mungkin, lakukan amal baik secara diam-diam agar tidak diketahui orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi, maka itu lebih baik baginya." (HR. Bukhari & Muslim)

2. Mengikhlaskan Niat Karena Allah SWT

Sebelum melakukan ibadah atau kebaikan, periksa kembali niat kita. Pastikan tujuan utama adalah mencari ridha Allah, bukan pujian manusia.

3. Menghindari Perasaan Bangga Berlebihan

Jika merasa bangga setelah melakukan ibadah, segera beristighfar dan ingatkan diri bahwa semua amal kebaikan adalah anugerah dari Allah, bukan semata-mata karena usaha kita sendiri.

4. Berdoa agar Dihindarkan dari Riya

Rasulullah SAW mengajarkan doa untuk berlindung dari riya:

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari syirik yang aku ketahui dan aku memohon ampunan-Mu terhadap apa yang tidak aku ketahui."

5. Selalu Introspeksi Diri

Melakukan muhasabah (introspeksi) secara rutin untuk memastikan bahwa amal ibadah kita tidak ternodai oleh niat mencari perhatian atau pujian dari manusia.

 

Riya adalah salah satu bentuk penyakit hati yang sangat berbahaya dan dapat menghapus pahala amal ibadah kita. Untuk itu, kita harus selalu berusaha menjaga niat agar tetap ikhlas dalam beribadah dan melakukan kebaikan hanya untuk mencari ridha Allah SWT. Dengan menyembunyikan amal, mengikhlaskan niat, serta rutin berdoa, kita dapat menghindari riya dan menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah SWT.