Sejarah Shalat Tarawih

Penulis: Hamim Septian
Editor: Achmad Susanto
Sejarah Shalat Tarawih

Highlight

  • Mengapa Penting:

Tarawih memiliki makna mendalam sebagai bentuk Qiayam al-Layl di bulan Ramadan, dan penting dalam Islam karena merupakan sunnah mu'akkadah, praktik yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Makna pentingnya terletak pada keberkahan spiritual yang dapat diperoleh melalui pelaksanaannya.

  • Gambaran Besar:

Tarawih bukan hanya serangkaian gerakan ritual, tetapi sebuah perjalanan spiritual yang membawa umat Islam lebih dekat pada Allah. Sebagai bagian dari ibadah Ramadan, Tarawih memberikan gambaran besar tentang dedikasi dan ketekunan umat Muslim dalam meningkatkan kualitas ibadah mereka.

  • Sorotan:

Poin utama Tarawih adalah keutamaan kualitas daripada kuantitas. Meskipun jumlah rakaat dapat bervariasi, fokus utama adalah pada penghayatan dalam ibadah dan kehati-hatian dalam membaca Al-Qur'an. Ini menunjukkan bahwa kelebihan dalam Tarawih tidak terletak pada jumlah rakaat, melainkan pada kualitas pelaksanaannya.

  • Perspektif Luas:

Dari sudut pandang yang lebih luas, Tarawih mengajarkan umat Islam untuk tidak terlalu bersifat sensitif terhadap perbedaan pendapat ilmiah. Pesan Nabi tentang kemudahan dalam agama dan moderasi dalam menjalankan ibadah menciptakan perspektif luas yang mendorong toleransi dan keberagaman dalam pelaksanaan ibadah.

  • Perspektif Mendalam:

Perspektif mendalam tentang Tarawih membawa kita pada pemahaman bahwa setiap gerakan, setiap rakaat memiliki makna dan keberkahan tersendiri. Sejarah Tarawih yang kaya mencerminkan perjalanan umat Islam dalam menetapkan tradisi dan norma ibadah.

  • Kilas Balik:

Melalui kilas balik, kita melihat bagaimana Tarawih berkembang dari praktik individu menjadi ibadah berjamaah dengan jumlah rakaat yang beragam. Peran Abu Bakr dan Umar dalam mengatur pelaksanaan Tarawih menjadi momentum penting dalam sejarah Islam yang patut untuk diingat.

 

Baca Juga : Dari Perang dan Jalanan ke Lapangan

                       Penyebab AS Kecanduan Perang-perang Bodoh yang Mustahil Dimenangkan

                      10 Film Perang Dunia 1 yang Sangat Akurat

 


Makna, Sejarah, dan Manfaat Tarawih yang Ditingkatkan

1. Tarawih: Makna dan Relaksasi

Tarawih, berasal dari kata yang berarti istirahat dan relaksasi, merupakan Qiayam al-Layl di bulan Ramadan setelah salat Isya. Sebagai sunnah mu'akkadah, praktik ini diwariskan dari Nabi Muhammad SAW.

2. Pentingnya Shalat 5 Waktu

Meskipun Tarawih memiliki nilai besar, shalat lima waktu tetap menjadi kewajiban (fard), sedangkan Tarawih bersifat sunnah (disarankan).

3. Sejarah Tarawih 20 rakaat

Pada tahun terakhir kehidupan Nabi, Tarawih mulai dipraktikkan. Dari Abu Bakr hingga awal masa Umar, orang-orang bersembahyang secara individu atau dalam kelompok kecil. Umar kemudian mengumpulkan umat untuk melaksanakan Tarawih bersama dengan satu imam, yang kemudian berkembang menjadi 20 rakaat.

4. Shalat Tarawih dan Witr

Berdasarkan hadis Aisyah, Nabi Muhammad SAW melaksanakan 8 rakaat Tarawih dan 3 rakaat Witr, menekankan kualitas daripada jumlah.

5. Tanpa Pembatasan Jumlah Rakaat

Nabi tidak menetapkan jumlah tertentu untuk Tarawih. Pesan beliau adalah menjaga kualitas, "Shalat malam dilakukan dalam dua rakaat, diikuti dua rakaat. Kemudian, jika kamu khawatir fajar akan tiba, shalat witr dengan satu rakaat."

6. Selesaikan Tarawih dengan Imam dan Dapatkan Pahala

Nabi bersabda, "Siapa pun yang menyelesaikan qiyam bersama imam hingga selesai, Allah akan mencatatnya seolah-olah dia melakukan qiyam sepanjang malam." Oleh karena itu, dianjurkan untuk tidak meninggalkan salat setelah 8 rakaat jika imam melanjutkan hingga 20 atau 36 rakaat.

7. Keanekaragaman Jumlah Rakaat

Sementara mayoritas ulama hadis mendukung 8 rakaat, beberapa imam menyatakan 20 atau 36 rakaat. Namun, kembali pada prinsip kualitas lebih penting daripada kuantitas.

8. Kualitas Lebih Penting daripada Kuantitas

Nabi membutuhkan waktu sekitar 5 jam untuk menyelesaikan Tarawih 8 rakaat, menekankan kehati-hatian dan ketelitian dalam membaca Al-Qur'an.

9. Pahala Luar Biasa

Nabi bersabda, "Siapa pun yang shalat pada malam Ramadan dengan iman yang tulus dan mencari pahala dari Allah, akan diampuni semua dosanya."

10. Moderasi dalam Perbedaan Pendapat Ilmiah

Nabi mengingatkan umatnya agar tidak terlalu sensitif dalam perbedaan pendapat ilmiah, "Agama itu mudah; siapa pun yang memberatkan dirinya sendiri dalam agama akan dikalahkan olehnya."