![Akhir dari Blokade AS terhadap Kuba Akhir dari Blokade AS terhadap Kuba](https://files.jurno.id/uploads/images/thread/1699810472_blokade-as.jpg)
Highlight
-
Mengapa Penting:
Dalam arena diplomat internasional, kecaman terhadap blokade AS terhadap Kuba mencuat sebagai isu penting. Blokade ini tidak hanya menyebabkan penderitaan rakyat Kuba karena kelangkaan makanan dan obat-obatan, tetapi juga dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan regional. Keputusan ini menjadi sorotan dunia dan menggarisbawahi perlunya evaluasi kebijakan eksternal AS.
-
Gambaran Besar:
Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez, menyatakan kemenangan resolusi sebagai bukti isolasi penuh AS akibat kebijakan ilegal dan ketidakberlanjutan secara moral. Dukungan internasional yang kuat terhadap resolusi ini mencerminkan keinginan global untuk mengakhiri blokade yang telah berlangsung terlalu lama.
-
Sorotan:
Selain blokade terhadap Kuba, penting untuk menyoroti kontribusi finansial AS terhadap kebijakan Israel di Gaza. Dengan pendanaan mencapai USD 4 miliar setiap tahun, AS menjadi pendorong utama di balik kampanye pengeboman genosida Israel di Jalur Gaza. Sorotan pada serangan kamp pengungsi Jabalya yang menggunakan bom buatan AS memunculkan pertanyaan etis tentang dampak global dari kebijakan finansial AS.
-
Perspektif Luas:
Konflik Rusia-Ukraina membuka babak baru dalam peran AS di dunia. Dengan menyediakan miliaran dolar dalam bentuk pendanaan untuk Ukraina, AS menjadi pemain kunci dalam konflik regional tersebut. Pertanyaan etis pun muncul seputar keterlibatan AS dalam konflik, sementara Ukraina menjadi pihak yang mendapat manfaat dari dukungan finansial tersebut.
-
Perspektif Mendalam:
Tanggung jawab global AS terhadap dampak kebijakan luar negerinya menjadi pokok pembicaraan. Kelangkaan dan penderitaan rakyat Kuba menjadi cerminan dari keputusan blokade yang tidak hanya bersifat kejam tetapi juga menciptakan ketidakstabilan regional. Pertanyaan mendalam pun muncul tentang sejauh mana AS bertanggung jawab atas konsekuensi global dari kebijakan finansialnya.
-
Kilas Balik:
Sebagai penutup, kita merenung pada dampak-dampak yang telah terjadi dan harapan ke depan. Dengan kemenangan resolusi terhadap blokade AS terhadap Kuba, harapan untuk perubahan positif dalam kebijakan luar negeri AS semakin terbuka. Namun, pertanyaan etis dan tanggung jawab global tetap menjadi pijakan penting dalam memahami peran AS dalam dinamika kompleks hubungan internasional.
Baca Juga : Diculik Demi Revolusi
Mengakhiri Blokade AS terhadap rakyat Kuba
Dampak Blokade AS terhadap Kuba
Dalam pendapat para diplomat internasional, tergambar kecaman terhadap blokade AS yang telah menyebabkan penderitaan rakyat Kuba. Kelangkaan makanan dan obat-obatan menciptakan kondisi sulit, dan pemangkasan ini tidak lagi dapat ditoleransi. Perwakilan Gabon, Duta Besar Aurélie Flore Koumba Pambo, menekankan blokade ini bukan hanya tindakan kejam terhadap rakyat Kuba, tetapi juga ancaman terhadap koherensi regional dan kontinental.
Kemenangan Resolusi dan Isolasi Penuh AS
Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez, mengumumkan kemenangan resolusi ini sebagai bukti isolasi penuh AS akibat kebijakan ilegal, penyalahgunaan, dan ketidakberlanjutan secara moral. Dukungan internasional yang kuat terhadap resolusi ini memperkuat posisi Kuba dan menyuarakan keinginan dunia untuk mengakhiri blokade yang telah berlangsung terlalu lama.
Pendanaan AS terhadap Kebijakan Israel di Gaza
Selain blokade terhadap Kuba, kita harus memahami kontribusi finansial AS terhadap kebijakan Israel di Gaza. Pendanaan AS mencapai USD 4 miliar setiap tahun menjadi pendorong utama di balik kampanye pengeboman genosida Israel di Jalur Gaza. Serangan pada kamp pengungsi Jabalya menjadi sorotan, dengan enam ton bom buatan AS menimbulkan korban besar. Rencana AS untuk mengesahkan RUU pendanaan sebesar USD 14 miliar, setelah perlawanan warga Palestina di Jalur Gaza, membuat tanggung jawab global AS dipertanyakan.
Peran AS dalam Konflik Rusia-Ukraina
Sejak dimulainya konflik Rusia-Ukraina pada 24 Februari 2022, AS telah menyediakan miliaran dolar dalam bentuk pendanaan untuk Ukraina. Keputusan ini memunculkan pertanyaan etis tentang keterlibatan AS dalam konflik regional, sementara Ukraina menjadi pihak yang mendapat manfaat dari dukungan finansial tersebut.