Apa Itu Hikikomori? Temukan Jawabannya Lewat Anime No Game No Life!

Penulis: Tussa Ayudia Fatuhana
Editor: Achmad Susanto
Apa Itu Hikikomori? Temukan Jawabannya Lewat Anime No Game No Life!

Highlight

  • Apa itu hikikomori?

Hikikomori adalah kondisi di mana seseorang menarik diri dari kehidupan sosial dan mengisolasi diri di rumah mereka, sering kali di kamar mereka sendiri, selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

  • Apa perbedaan antara hikikomori dan NEET?

Hikikomori adalah istilah untuk individu yang mengisolasi diri di rumah mereka, sedangkan NEET (Not in Education, Employment, or Training) adalah istilah untuk individu yang tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak sedang dalam pelatihan apa pun.

  • Mengapa Sora dan Shiro dalam No Game No Life dianggap sebagai hikikomori?

Sora dan Shiro dianggap sebagai hikikomori karena mereka mengisolasi diri di rumah mereka, menghindari interaksi sosial dan kehidupan kerja yang sibuk.

  • Mengapa dunia virtual menjadi pelarian bagi introvert dan NEET?

Dunia virtual menawarkan kesempatan bagi individu untuk menjadi diri mereka yang sebenarnya tanpa harus mematuhi ekspektasi sosial yang ada di dunia nyata.

 

Baca juga:
Paradoks Kota Makin Ramai, Makin Kesepian
Jurus Jitu A la Anime Supaya 2023 Makin Grindset
Upaya Pemerintah & Industri Anime Jepang Melawan Pembajakan
Gelombang Wibu Setelah Pandemi

 

Apa Itu Hikikomori? Temukan Jawabannya Lewat Anime No Game No Life!

Anime No Game No Life adalah salah satu anime yang menggambarkan fenomena hikikomori, NEET (pengangguran), dan berbagai aspek kecemasan sosial lain. Di dalam anime ini, kita diajak mengeksplorasi beragam konsep melarikan diri dari kenyataan. Anime ini berfokus pada duo kakak-adik, Sora dan Shiro, yang dikenal dengan nama samaran "Blank". Mereka menunjukkan keterampilan luar biasa dalam berbagai jenis permainan. Melalui No Game No Life, kita dapat menggali lebih dalam tentang fenomena hikikomori dan NEET yang menjadi masalah sosial di banyak negara.

Sebelum lebih jauh, yuk kita mulai pembahasan dengan memahami dua arti istilah itu.

Apa Itu Hikikomori?

Definisi dan Penjelasan Hikikomori

Hikikomori adalah istilah Jepang yang merujuk pada individu yang menarik diri dari kehidupan sosial dan memilih untuk mengisolasi diri di rumah mereka.

Menurut penelitian berjudul Hikikomori, A Japanese Culture-Bound Syndrome of Social Withdrawal? A Proposal for DSM-V, hikikomori adalah bentuk penarikan diri sosial yang parah yang sering terjadi di Jepang. Fenomena ini terutama terjadi pada remaja dan dewasa muda yang menyendiri di rumah orang tua mereka, tidak mampu bekerja atau pergi ke sekolah selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Penelitian itu bahkan merekomendasikan untuk memasukan hikikomori sebagai gangguan psikiatri baru.

Hikikomori (ひきこもり atau 引きこもり) secara harfiah berarti "menarik diri" dalam bahasa Jepang. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan individu yang menjauhi dunia luar dan mengisolasi diri mereka dalam rumah, sering kali di kamar mereka sendiri, selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Mereka tidak bersekolah, tidak bekerja, dan sering kali sangat bergantung pada orang tua atau keluarga dekat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Di dalam anime No Game No Life, Sora dan Shiro adalah contoh nyata dari hikikomori. Mereka merasa ketakutan dengan interaksi sosial dan kehidupan kerja yang sibuk, sehingga mereka memilih untuk menghindarinya.

Apa Itu NEET?

NEET adalah singkatan dari "Not in Education, Employment, or Training," yang mengacu pada individu yang tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan. Kategori ini pertama kali muncul di Inggris pada akhir 1990-an dan telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Jepang, Korea Selatan, Cina, Serbia, Kanada, dan Amerika Serikat. Dalam klasifikasi ini, termasuk pengangguran (orang yang tidak memiliki pekerjaan dan mencari pekerjaan) serta individu di luar angkatan kerja (tanpa pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan).

Di Inggris, klasifikasi NEET mencakup orang berusia antara 16 dan 24 tahun, dengan fokus khusus pada kelompok usia 16-18 tahun. Di Jepang, klasifikasi ini mencakup orang berusia antara 15 dan 34 tahun yang tidak bekerja, tidak terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, tidak terdaftar di sekolah atau pelatihan kerja, dan tidak mencari pekerjaan.

Sebuah laporan tahun 2008 oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menyebutkan bahwa tingkat pengangguran dan NEET untuk orang berusia 16-24 tahun di sebagian besar negara OECD menurun dalam dekade sebelumnya, berkat meningkatnya partisipasi dalam pendidikan.

Di sisi lain, laporan 2013 oleh International Labour Organization memperkenalkan istilah baru, NLFET ("Neither in the Labour Force nor in Education or Training"), yang mirip dengan NEET tetapi mengecualikan pemuda pengangguran yang masih dianggap sebagai bagian dari angkatan pendidikan. 

Di anime No Game No Life, Sora dan Shiro juga masuk dalam kategori NEET. Mereka tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak sedang dalam pelatihan apa pun.

Sora dan Shiro: Alegori Remaja di Kehidupan Nyata

Sora

Sora adalah seorang pemuda cerdas dan karismatik dengan kemampuan analitis yang tajam. Meskipun ia memiliki ketakutan terhadap sosialisasi, kemampuannya dalam membaca situasi dan memanipulasi permainan membuatnya menjadi pemain yang tak terkalahkan. Sora seringkali menunjukkan sisi strategisnya yang luar biasa dalam setiap tantangan yang dihadapinya di dunia Disboard.

Shiro

Shiro adalah adik perempuan Sora yang juga seorang jenius. Dengan IQ yang sangat tinggi, Shiro adalah master dalam permainan strategi dan logika. Kecerdasannya dalam memecahkan teka-teki dan bermain catur membuatnya menjadi pasangan sempurna bagi Sora dalam setiap permainan yang mereka hadapi. Shiro, meskipun pendiam dan sering bergantung pada Sora, memiliki peran krusial dalam keberhasilan mereka.

Mengapa Dunia Virtual Menjadi Pelarian Bagi Introvert dan NEET?

Dalam era modern ini, banyak orang merasa terasing dan terjebak dalam norma-norma sosial yang kaku. Hal ini menyebabkan banyak individu introvert, yang menjalani hikikomori, dan NEET (Not in Education, Employment, or Training), mencari pelarian ke dunia virtual. Artikel ini akan menjelaskan mengapa dunia virtual menjadi tempat yang menarik bagi mereka dan bagaimana anime seperti No Game No Life menggambarkan fenomena ini.

Dunia Virtual Sebagai Pelarian

Dunia virtual menawarkan kesempatan bagi individu untuk menjadi diri mereka yang sebenarnya tanpa harus mematuhi ekspektasi sosial yang ada di dunia nyata. Dalam permainan, seseorang yang mungkin canggung secara sosial dapat menjadi pemimpin atau bahkan raja. Orang-orang yang tidak sesuai dengan cetakan sosial dapat menggunakan keterampilan dan bakat mereka di dunia virtual tanpa gangguan struktur dunia nyata.

Kasus Sora dan Shiro dalam No Game No Life

Sora dan Shiro, tokoh utama dalam No Game No Life, adalah contoh sempurna dari fenomena ini. Sora, yang penuh kecemasan sosial, menemukan bahwa dirinya lebih dapat berfungsi dan berprestasi di dunia virtual. Di dunia nyata, kecemasannya menghalangi kemampuannya untuk berinteraksi secara efektif, tetapi di dunia virtual, ia bisa menjadi dirinya yang paling asli—cerdas, taktis, dan peduli pada orang-orang di sekitarnya.

Perbandingan Antara Dunia Nyata dan Dunia Virtual

  • Realitas Interaksi Manusia

Penting untuk dicatat bahwa interaksi manusia tetap nyata di mana pun itu terjadi, baik di dunia fisik maupun virtual. Dalam konteks ini, dunia virtual tidak kalah nyata dibandingkan dunia fisik. Manusia berinteraksi, berkomunikasi, dan membentuk hubungan yang signifikan di dunia virtual, sama halnya dengan di dunia nyata.

  • Mengapa Masyarakat Gagal Memahami Introvert?

Sebagai seorang introvert, sering kali melelahkan untuk selalu mengenakan "topeng sosial" yang diharapkan oleh masyarakat. Introvert memiliki fisiologi otak yang berbeda dari ekstrovert, bereaksi berbeda terhadap rangsangan, dan memiliki kemampuan memori yang berbeda. Fisiologi otak ini tidak bisa diubah. Berbeda dengan rasa malu yang bisa diatasi, introversi adalah kondisi biologis yang menetap.

Dampak Sosial dari Preferensi Ekstroversi

Masyarakat yang lebih menyukai ekstroversi menyebabkan banyak introvert merasa tidak dihargai dan terpinggirkan. Hal ini berkontribusi pada meningkatnya kecenderungan untuk melarikan diri dari kenyataan dan mencari pelarian di dunia virtual. Ketika perilaku tertentu dipaksakan bertentangan dengan fisiologi otak seseorang, itu seperti memaksa panda untuk makan daging. Ini merusak kesehatan mental dan pada akhirnya, banyak yang memilih untuk "keluar" dari masyarakat.

Popularitas Anime Sebagai Refleksi Masalah Sosial

Popularitas anime yang menggambarkan masalah ini menunjukkan berapa banyak orang yang merasa kesulitan hidup dalam masyarakat yang memaksakan ideal yang tidak sehat bagi introvert. Meskipun menjadi seorang hikikomori tidaklah baik atau sehat, anime seperti No Game No Life mengungkapkan alasan di balik keinginan untuk melarikan diri dari kenyataan.

Transformasi di Dunia Virtual

Anime seperti Sword Art Online dan Log Horizon menggambarkan bagaimana pengalaman di dunia virtual dapat membantu protagonis menjadi diri mereka yang sebenarnya. Mereka mungkin keluar dari cangkangnya, tetapi tidak pernah sepenuhnya menjadi ekstrovert. Sebaliknya, mereka menemukan keseimbangan internal yang memungkinkan mereka menghadapi tantangan dan mencintai orang-orang di sekitar mereka tanpa menyakiti diri sendiri.

Dunia Disboard dalam No Game No Life

Disboard adalah dunia fantasi yang diciptakan oleh Tet, Dewa Permainan. Di dunia ini, segala bentuk kekerasan dilarang dan semua konflik diselesaikan melalui permainan. Terdapat sepuluh aturan yang mengatur dunia ini, yang dikenal sebagai Sepuluh Janji. Aturan-aturan ini memastikan bahwa setiap permainan yang dilakukan adil dan berdasarkan kesepakatan bersama.

Sepuluh Janji Dunia Disboard

  1. Semua pembunuhan, perang, dan pencurian dilarang.
  2. Semua konflik harus diselesaikan melalui permainan.
  3. Setiap pemain harus bertaruh sesuatu yang dianggap setara oleh kedua belah pihak.
  4. Selama permainan, pemain tidak boleh menyakiti lawannya.
  5. Pihak yang ketahuan curang akan dianggap kalah.
  6. Permainan yang dipertaruhkan tidak boleh mengandung risiko nyawa.
  7. Pihak yang kalah harus mematuhi perintah pihak yang menang.
  8. Semua aturan di atas tidak dapat dilanggar.
  9. Setiap pihak harus setuju dengan permainan yang akan dimainkan.
  10. Nama Tet tidak boleh digunakan dengan sia-sia.

Kesimpulan

Anime No Game No Life adalah sebuah cerita yang menawarkan lebih dari sekadar hiburan. Di dunia Disboard, mereka menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat dan kerja sama yang solid, tidak ada permainan yang tidak bisa dimenangkan. Tidak ada kesepian yang tidak bisa dikalahkan.

Menjadi seorang introvert itu sulit. Orang-orang cenderung tidak memahami bahwa introversi adalah kondisi permanen yang tidak dapat diubah. Ketidakmampuan masyarakat untuk mengakomodasi dan menghargai introvert adalah salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah NEET dan orang-orang yang menyerah pada masyarakat. Anime, seperti media cerita yang baik lainnya, mengeksplorasi ketidaksesuaian antara masyarakat yang berfokus pada ekstrovert dan mereka yang pendiam dan reflektif. Melalui cerita-cerita ini, kita dapat melihat tantangan yang dihadapi oleh introvert dan bagaimana mereka dapat menemukan tempat mereka dalam dunia yang lebih inklusif dan saling memahami.