Highlight
-
Apa itu catcalling?
Catcalling adalah tindakan pelecehan seksual di ruang publik yang melibatkan penggunaan kata-kata tidak senonoh, siulan, atau gestur fisik yang membuat korban merasa tidak nyaman.
-
Apa saja jenis-jenis catcalling?
Catcalling terbagi menjadi dua jenis utama: catcalling verbal (menggunakan kata-kata atau suara) dan catcalling non-verbal (menggunakan gestur atau tindakan fisik).
-
Mengapa catcalling terjadi?
Catcalling terjadi karena berbagai faktor, termasuk sistem patriarki, norma sosial dan budaya yang memperkuat stereotip gender, serta kurangnya edukasi seksual di masyarakat.
-
Apa dampak catcalling pada korban?
Dampak catcalling pada korban meliputi trauma psikologis, penurunan rasa aman, gangguan kesehatan mental, dan penurunan kualitas hidup.
Baca juga:
Monolog Cewek Asik
Self-Healing, Self-Care, dan Me-Time di Dunia yang Makin Gila
Bukan Hanya Melawan Keringat yang Menetes, Pelari Perempuan Juga Berjuang Melawan catcalling
Apa Arti Catcalling? Ini Pengertian, Jenis dan Dampaknya
Catcalling adalah bentuk pelecehan seksual yang terjadi di ruang publik dengan memberikan kata-kata tidak senonoh kepada korban. Biasanya, korban dari catcalling adalah perempuan. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan catcalling? Apa saja jenis-jenisnya dan bagaimana dampaknya? Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai catcalling, dari pengertian, jenis-jenis hingga dampak yang ditimbulkannya.
Pengertian Catcalling
Catcalling adalah tindakan yang melibatkan penggunaan kata-kata yang tidak senonoh, ekspresi verbal dan non-verbal yang dilakukan di tempat umum. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk menggoda atau melecehkan seseorang berdasarkan penampilan fisik mereka. Menurut jurnal "Catcalling sebagai Bentuk Pelecehan Seksual Traumatis" yang ditulis oleh Saffana Zahro Qila, Rizki Nur Rahmadina, dan Fadhlin Azizah dari Universitas Islam Indonesia (UII), catcalling dapat berupa siulan, komentar seksual, hingga gestur fisik yang membuat korban merasa tidak nyaman atau terancam.
Jenis-Jenis Catcalling
Catcalling dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
Catcalling Verbal
Catcalling verbal melibatkan penggunaan kata-kata atau suara untuk menggoda atau melecehkan korban. Contoh dari catcalling verbal antara lain:
- Siulan
- Komentar mengenai penampilan fisik
- Komentar seksual
- Suara kecupan atau ciuman
Catcalling Non-Verbal
Catcalling non-verbal melibatkan gestur atau tindakan fisik tanpa kata-kata. Contoh dari catcalling non-verbal antara lain:
- Isyarat tangan yang tidak senonoh
- Main mata
- Menghadang atau mengikuti korban
- Gestur tubuh yang vulgar
Faktor Terjadinya Catcalling
Terdapat beberapa faktor yang memicu terjadinya catcalling, di antaranya:
Faktor Sosial Budaya
Salah satu faktor utama adalah sistem patriarki yang masih kental dalam masyarakat. Patriarki menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan memberikan mereka peran yang dominan. Hal ini mendorong perilaku catcalling sebagai cara untuk menunjukkan dominasi dan kekuasaan atas perempuan.
Norma Sosial dan Budaya
Norma sosial dan budaya yang memperkuat stereotip gender juga berperan besar dalam terjadinya catcalling. Banyak yang menganggap bahwa catcalling adalah bentuk pujian atau candaan, padahal sebenarnya hal ini merupakan bentuk pelecehan.
Kurangnya Edukasi Seksual
Kurangnya edukasi seksual di masyarakat juga menjadi faktor penyebab catcalling. Tanpa pemahaman yang baik tentang consent (persetujuan) dan batasan-batasan dalam interaksi sosial, banyak orang yang tidak menyadari bahwa tindakan mereka termasuk dalam pelecehan.
Dampak Catcalling pada Korban
Catcalling memiliki dampak yang sangat negatif bagi korban. Beberapa dampak yang sering dialami oleh korban catcalling antara lain:
Trauma Psikologis
Korban catcalling sering kali mengalami trauma psikologis akibat pelecehan yang mereka alami. Trauma ini bisa berupa rasa takut, cemas, dan stres yang berkepanjangan.
Penurunan Rasa Aman
Korban catcalling merasa bahwa ruang publik tidak lagi aman bagi mereka. Mereka menjadi lebih waspada dan cenderung menghindari tempat-tempat tertentu untuk menghindari pelecehan.
Gangguan Kesehatan Mental
Catcalling dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Rasa malu dan rendah diri yang muncul akibat catcalling juga dapat memperburuk kondisi kesehatan mental korban.
Penurunan Kualitas Hidup
Korban catcalling sering kali merasa bahwa kebebasan dan kualitas hidup mereka menurun. Mereka merasa terbatas dalam bergerak dan beraktivitas di ruang publik, sehingga mengurangi kebebasan dan kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
Statistik dan Fakta tentang Catcalling
Menurut survei global yang dilakukan oleh Hollaback! dan Cornell University pada tahun 2014, mayoritas perempuan di seluruh dunia mengalami pelecehan di jalan untuk pertama kalinya saat mereka masih pubertas. Lebih dari 50% perempuan dari 22 negara melaporkan bahwa mereka pernah dipegang atau disentuh tanpa persetujuan.
Di Indonesia, fenomena catcalling juga sangat umum terjadi. Survei menunjukkan bahwa 71% perempuan di Indonesia pernah mengalami catcalling, dan 53% di antaranya mengalami pelecehan fisik. Meskipun perempuan adalah korban utama, laki-laki juga bisa menjadi korban catcalling, meskipun jumlahnya lebih sedikit.
Cara Mengatasi dan Mengurangi Catcalling
Untuk mengurangi dan mengatasi fenomena catcalling, dibutuhkan upaya bersama dari berbagai pihak. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
Edukasi dan Penyuluhan
Edukasi mengenai consent, batasan dalam interaksi sosial, dan dampak negatif catcalling perlu disebarluaskan. Kampanye penyuluhan di sekolah, kampus, dan komunitas dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menghormati orang lain di ruang publik.
Penegakan Hukum yang Tegas
Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku catcalling sangat penting untuk memberikan efek jera. Pemerintah dan aparat penegak hukum harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pelaku pelecehan mendapatkan hukuman yang setimpal.
Dukungan bagi Korban
Korban catcalling perlu mendapatkan dukungan yang memadai, baik secara psikologis maupun hukum. Lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi hak asasi manusia dapat memberikan bantuan dan pendampingan bagi korban untuk pulih dari trauma.
Pemberdayaan Perempuan
Pemberdayaan perempuan di berbagai sektor juga penting untuk mengurangi fenomena catcalling. Dengan meningkatkan peran dan keterlibatan perempuan dalam berbagai bidang, diharapkan mereka dapat lebih berdaya dan mampu melawan segala bentuk pelecehan.
Catcalling adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan nyata dari berbagai pihak. Dengan memahami pengertian, jenis-jenis, dan dampak catcalling, kita dapat bersama-sama menciptakan ruang publik yang lebih aman dan nyaman bagi semua orang.