Highlight
-
Mengapa Penting:
Transportasi umum adalah elemen penting dalam perkembangan sebuah kota. Trans Anggrek Circle Line hadir sebagai alternatif transportasi yang penting untuk mengurangi kemacetan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Bis ini, yang pertama kali diresmikan pada 2015, telah memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat Tangsel.
-
Gambaran Besar:
Trans Anggrek Circle Line adalah sebuah sistem transportasi berbasis bus yang dirancang untuk memudahkan mobilitas masyarakat Tangsel. Dengan visi mengurangi kemacetan dan memberikan kenyamanan, pemerintah Tangsel meluncurkan layanan ini sebagai solusi. Sistem ini mencakup empat koridor yang melayani rute-rute strategis di Tangsel. Setiap koridor dilayani oleh lima bis, yang menjamin cakupan transportasi yang lebih luas.
-
Sorotan:
- Koridor I: Menghubungkan Jalan Juanda dengan Terminal Intermoda Pondok Ranji yang terintegrasi dengan stasiun KRL.
- Koridor II: Menghubungkan Terminal Pondok Cabe dengan Terminal Intermoda Rawa Buntu.
- Koridor III: Menghubungkan Terminal Intermoda Rawa Buntu dengan Terminal Intermoda Jurang Mangu, semuanya juga terintegrasi dengan stasiun KRL.
-
Perspektif Luas:
Meskipun Trans Anggrek Circle Line telah memberikan kontribusi positif, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi:
- Kemacetan dan Kebijakan Penggunaan Kendaraan Pribadi
- Konflik dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda)
- Kurangnya Sosialisasi
-
Perspektif Mendalam:
Tahun 2019 membawa kabar kurang menggembirakan saat Trans Anggrek Circle Line terakhir diparkir di KIR Dishub Tangsel dan berhenti beroperasi. Namun, pada 2023, rencananya Trans Anggrek akan digunakan sebagai moda transportasi untuk pelajar Tangsel. Tujuannya untuk mengurangi kemacetan jalan dan memudahkan orangtua mengantarkan anak-anak mereka ke titik-titik pemberhentian bis terdekat.
Kemungkinan perubahan yang lebih positif masih terbuka lebar, terutama jika pemerintah bersedia bekerja sama dengan pengembang swasta untuk meningkatkan jaringan transportasi publik yang lebih luas dan efisien. Dalam hal ini, penting bagi pemerintah Tangsel untuk menunjukkan keseriusan dalam menyelesaikan masalah transportasi umum dan kemacetan yang telah lama dihadapi.
-
Kilas Balik:
Dengan mengatasi tantangan dan masalah yang ada, Trans Anggrek Circle Line dapat menjadi alternatif transportasi yang lebih baik bagi masyarakat Tangsel. Kita berharap di masa depan bis ini dapat kembali berjaya dan memberikan manfaat yang besar bagi warga Tangsel.
Berkendara menuju masa depan yang lebih terang dan bebas kemacetan adalah impian kita bersama.
Trans Anggrek Circle Line: Moda Transportasi Gratis di Tangsel
Sejarah Perjalanan Trans Anggrek Circle Line
Bis Trans Anggrek Circle Line pertama kali diresmikan pada tahun 2015 dengan visi mengurangi kemacetan di Tangsel. Pemerintah Tangsel meluncurkan layanan ini sebagai alternatif transportasi umum yang nyaman dan efisien. Bis ini dilengkapi dengan empat koridor yang melayani rute-rute strategis. Setiap koridor dilayani oleh lima bis.
- Koridor I: Menghubungkan Jalan Juanda dengan Terminal Intermoda Pondok Ranji yang terintegrasi dengan stasiun KRL.
- Koridor II: Menghubungkan Terminal Pondok Cabe dengan Terminal Intermoda Rawa Buntu.
- Koridor III: Menghubungkan Terminal Intermoda Rawa Buntu dengan Terminal Intermoda Jurang Mangu, semuanya juga terintegrasi dengan stasiun KRL.
Tantangan yang Mengekor
Meski terintegrasi dengan stasiun KRL, Trans Anggrek belum sepenuhnya dapat menjawab isu kemacetan di Tangsel. Ada beberapa masalah yang harus diatasi:
1. Kemacetan dan Kebijakan Penggunaan Kendaraan Pribadi
Bis Trans Anggrek beroperasi di jalan yang bervariasi lebarannya, mulai dari 8,7 meter sampai 14,8 meter. Namun, bis ini tidak memiliki jalur khusus, sehingga harus bersaing dengan kendaraan pribadi (90,95%), kendaraan umum lain (3,60%), dan kendaraan barang (5,45%). Ketiadaan kebijakan efektif untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi juga menjadi faktor yang memperparah kemacetan.
2. Konflik dengan Organisasi Angkutan Darat (Organda)
Trans Anggrek pernah mendapat protes dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Tangsel. Mereka khawatir bis ini akan mengambil pangsa pasar angkot yang mencapai angka 4 ribu unit. Organda meminta agar pengoperasian Trans Anggrek dievaluasi agar tidak merugikan pengemudi angkot. Padahal, koridor Trans Anggrek sebenarnya tidak mengisi rute yang tidak terjangkau oleh angkot, karena sekitar 70% rutenya sering dilintasi oleh angkot. Konflik kepentingan antara pemerintah dan organisasi masyarakat serta ketiadaan kerjasama dalam pembuatan kebijakan menjadi permasalahan serius yang harus dipecahkan.
3. Kurangnya Sosialisasi
Banyak warga Tangsel belum mengetahui sepenuhnya keberadaan Trans Anggrek karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah. Hal ini membuat bis ini kurang diminati oleh masyarakat. Persoalan lain yang perlu diperhatikan adalah penggunaan plat merah pada Trans Anggrek, yang seharusnya diatur oleh Peraturan Kepolisian No 7 Tahun 2021 atau regulasi sebelumnya Peraturan Polisi No 5 Tahun 2012. Plat merah seharusnya digunakan untuk kendaraan khusus instansi pemerintah, sementara kendaraan umum diatur untuk menggunakan plat kuning.
Kabar Terakhir dan Harapan Masa Depan
Trans Anggrek Circle Line terakhir terlihat terparkir di KIR Dishub Tangsel dan tidak lagi beroperasi tahun 2019 karena dinilai tidak efektif. Pandemi semakin mempersulit nasib bis ini. Meski begitu, secara kondisi, bis ini masih layak beroperasi, karena masih ada anggaran perawatan yang tersedia.
Pada 2023, rencananya Trans Anggrek akan digunakan sebagai moda transportasi untuk pelajar Tangsel, dengan tujuan mengurangi kemacetan jalan dan memudahkan para orangtua mengantarkan anak-anaknya ke titik-titik pemberhentian bis terdekat.
Kemungkinan perubahan yang lebih positif masih terbuka lebar, terutama jika pemerintah bersedia bekerja sama dengan pengembang swasta untuk meningkatkan jaringan transportasi publik yang lebih luas dan efisien. Dalam hal ini, penting bagi pemerintah Tangsel untuk menunjukkan keseriusan dalam menyelesaikan masalah transportasi umum dan kemacetan yang telah lama dihadapi.
Dengan mengatasi masalah ini, Trans Anggrek Circle Line dapat menjadi alternatif transportasi yang lebih baik bagi masyarakat Tangsel. Kita berharap bahwa di masa depan, bis ini dapat kembali berjaya dan memberikan manfaat yang besar bagi warga Tangsel.