Hidup di Bali: Enak atau Enggak?

Penulis: Achmad Susanto
Editor: Hamim Septian
Hidup di Bali: Enak atau Enggak?

Highlight

  • Mengapa Penting:

Mengapa Bali adalah destinasi yang menarik bagi individu yang mencari petualangan baru dan inspirasi dalam kehidupan mereka. Terlepas dari latar belakang, Bali menyajikan potensi yang luar biasa bagi mereka yang ingin menjalani gaya hidup yang berbeda dan menemukan makna dalam kehidupan.

  • Gambaran Besar:

Bali adalah tempat yang mempesona dengan pemandangan alam yang indah, termasuk pantai-pantai yang memikat, sawah terasering yang hijau, dan pegunungan yang megah. Namun, keindahan alamnya hanya satu aspek dari daya tarik pulau ini. Bali juga dikenal karena keragaman budayanya yang kaya, termasuk seni, tarian, dan tradisi unik.

  • Sorotan:

Bali saat ini sedang dalam fase transformasi yang menarik. Perpindahan generasi membawa semangat baru, dan banyak orang muda berani menantang stereotip yang ada. Mereka berkontribusi dalam menciptakan budaya yang lebih modern dan dinamis. Bali telah menjadi tuan rumah bagi berbagai kegiatan baru, mulai dari kelab musik hingga bar tematis, galeri seni alternatif, dan tempat-tempat kreatif lainnya.

  • Perspektif Luas:

Salah satu hal yang membuat Bali menarik adalah keberadaan komunitas yang beragam. Orang-orang dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Bali, menciptakan pengalaman internasional yang unik. Mereka membawa berbagai pandangan dan berbicara tentang berbagai topik yang tak terduga, menciptakan lingkungan yang kreatif dan dinamis.

  • Perspektif Mendalam:

Bali juga menawarkan biaya hidup yang terjangkau. Harga bir dan makanan lebih rendah dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Kos-kosan dengan fasilitas sederhana tetapi strategis juga dapat ditemukan dengan harga terjangkau. Hal ini menciptakan kemungkinan bagi individu untuk menjalani hidup yang lebih nyaman dan ekonomis.

  • Kilas Balik:

Hidup di Bali adalah pengalaman yang unik. Banyak orang menemukan inspirasi dalam keindahan alam dan keragaman budayanya. Pulau ini bukan hanya tempat tinggal; itu adalah sumber ide dan kreativitas. Bali memberikan peluang bagi individu untuk mengejar karier yang sesuai dengan nilai-nilai mereka dan mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan.

 

Baca Juga : Pindah ke Bali, Ah!

                    Mengapa Bali Menjadi Surga bagi Banyak Orang?

 

Membangun Hidup di Bali: Pekerjaan, Biaya Hidup, dan Inspirasi

Memilih Bali sebagai Tempat Tinggal

Bagi Harmoko Gumelar Ajiwardana, seorang penulis berusia 38 tahun, keputusannya untuk pindah ke Bali didasari oleh keinginan untuk menemukan plot hidup yang baru. Bali menawarkan seribu kemungkinan yang berbeda dari tempat-tempat lain di Indonesia. Ini adalah tempat yang tidak hanya menjanjikan kedamaian tetapi juga kesempatan untuk menjalani petualangan. Bali, dengan pemandangan alamnya yang indah dan keragaman budayanya, adalah tempat yang membuka pintu bagi berbagai kemungkinan.

Bali dalam Transformasi

Harmoko mencatat bahwa Bali sedang dalam fase transformasi yang menarik. Di sini, perpindahan generasi terjadi, dan banyak orang muda yang berani menantang stereotip mengambil bagian dalam menciptakan budaya yang baru. Bali telah menjadi tuan rumah bagi kelab musik baru, bar tematis, galeri seni alternatif, skatepark, toko buku, toko rekaman, dan studio tato. Semua ini adalah tanda dari perubahan yang terjadi di Bali.

Komunitas yang Heterogen

Salah satu hal yang membuat Bali menarik adalah kehadiran komunitas yang beragam. Ketika Harmoko pertama kali mengunjungi Canggu pada tahun 2017, dia melihat sebuah toko dengan tulisan besar di rolling door-nya, 'SLUTS LOVE CANGGU.' Di sekitarnya, orang-orang dari berbagai penjuru dunia berkumpul, berbicara tentang berbagai topik yang tak terduga. Ini menciptakan pengalaman internasional yang menarik bagi mereka yang memutuskan untuk menetap di Bali.

Hidup yang Terjangkau

Bali juga menawarkan biaya hidup yang terjangkau. Salah satu perbedaan yang mencolok adalah harga bir yang terjangkau. Tetapi bukan hanya minuman yang murah, biaya akomodasi juga dapat dibilang sangat terjangkau. Harmoko menjelaskan bahwa kos-kosannya hanya sekitar satu juta rupiah per bulan. Meskipun tempat tinggalnya sederhana, dengan kamar ber-AC dan kamar mandi pribadi, lokasinya sangat strategis.

Makanan juga sangat terjangkau di Bali, dengan harga makanan yang lebih rendah dibandingkan dengan Jakarta. Seporsi babi bisa ditemukan hanya dengan biaya sekitar lima belas ribu rupiah, dan ini adalah salah satu aspek yang membuatnya menikmati hidup di Bali.

Bali sebagai Sumber Inspirasi

Harmoko juga menyoroti sumber inspirasi yang tak terbatas di Bali. Dia mencatat bahwa Bali adalah tempat yang memungkinkan dia bertemu dengan orang-orang dari seluruh dunia. Sebagai seorang penulis, Bali memberinya banyak ide untuk ditulis, mulai dari subkultur hingga sejarah budaya yang kaya. Perpaduan antara komunitas lokal, perantau, dan ekspatriat menciptakan berbagai potensi cerita yang menarik.

Bekerja dan Hidup di Bali

Harmoko menjelaskan bahwa hidupnya di Bali tidak berbeda secara mendasar dari hidupnya di Jakarta. Dia terbiasa dengan rutinitas yang lebih santai, dengan waktu bangun yang cukup fleksibel. Hari-harinya sering diisi dengan menulis, membaca, atau mengejar hobi-hobinya. Namun, kemampuannya untuk bekerja di perusahaan asing atau berkolaborasi dengan berbagai orang dari berbagai latar belakang membuka peluang yang lebih luas.

Berusaha Hidup Dua Kota

Harmoko juga bercerita tentang upayanya untuk hidup di dua kota, Bali dan Jakarta. Menurutnya, dua kota ini memiliki karakter yang berbeda, dan dia ingin menjalani kehidupan di antara keduanya dengan bebas. Ini adalah salah satu alasan mengapa dia merasa bahwa Bali adalah tempat yang memungkinkan dia menjalani berbagai cerita kehidupan yang berbeda.

Menemukan Jati Diri di Ubud

Philida Thea, seorang Operations Manager di perusahaan wellness, merasakan panggilan khusus dari Ubud, Bali. Dia memutuskan untuk merantau ke Bali pada tahun 2017 dan telah menjadi penduduk tetap di Ubud sejak itu. Pandangan indah dan kehidupan yang sehat di Ubud memberinya pengalaman yang berbeda dari hidup di kota asalnya, Bandung.

Dalam pandangannya, Ubud bukan hanya tempat bagi perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual. Ia merasa bahwa Ubud memberinya peluang untuk mengenal diri sendiri dengan lebih baik. Ia belajar tentang gaya hidup sehat, pola makan yang benar, dan kesadaran akan dampak produk yang digunakan terhadap lingkungan.

Bali, Tempat untuk Healing

Ubud bukan hanya tempat wisata tetapi juga dikenal sebagai tempat untuk melakukan perjalanan dalam diri. Philida mengatakan bahwa Ubud adalah tempat yang membantu orang untuk terhubung dengan diri mereka sendiri, baik secara fisik maupun spiritual. Ini adalah tempat yang memungkinkan orang untuk mencintai diri mereka sendiri dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

Biaya Hidup di Bali yang Terjangkau

Ia juga merasa bahwa biaya hidup di Bali sangat terjangkau. Di Gianyar, tempat ia tinggal sekarang, biaya hidup, termasuk makanan dan akomodasi, masih sangat terjangkau. Dia menjelaskan bahwa untuk sekitar Rp15-20 ribu, seseorang bisa mendapatkan hidangan nasi campur yang lengkap, dan kos-kosan seharga satu juta rupiah sudah termasuk sangat baik.

Bali, Tempat Pulang

Philida juga mengungkapkan bahwa Bali adalah tempat yang memungkinkan dia untuk mengejar karier dalam perusahaan wellness. Dengan gaya hidup yang sehat dan kesadaran akan kesehatan, dia telah menemukan panggilan karier yang sesuai dengan nilai-nilai yang dia pegang.

Walaupun dia terbuka untuk pekerjaan di tempat lain, Bali tetap menjadi salah satu tujuan utama bagi Philida. Bali adalah tempat yang dia sebut sebagai tempat yang bisa dia sebut sebagai 'pulang,' tempat yang selalu menawarkan rasa damai dan keselarasan.