Pemimpin Dunia yang Tewas Mengenaskan

Penulis: Achmad Susanto
Editor: Hamim Septian
Pemimpin Dunia yang Tewas Mengenaskan

Highlight

  • Mengapa Penting:

Nicolae Ceaușescu adalah seorang figur yang sangat penting dalam sejarah politik Rumania. Kepemimpinannya yang kontroversial dan tindakannya yang menciptakan dampak besar bagi negara dan rakyatnya. 

  • Gambaran Besar:

Nicolae Ceaușescu memegang peranan sebagai Sekjen Partai Komunis Rumania dan kemudian menjadi Presiden Rumania selama periode 1974-1989. Di awal kepemimpinannya, dia dipandang sebagai sosok sosialis-reformis. Seiring waktu, banyak kebijakan ekonominya yang bermasalah dan berdampak sangat buruk bagi Rumania.

  • Sorotan:

  1. Kebijakan Kontroversial

    Salah satu kebijakan Ceaușescu yang paling mencolok adalah penghancuran desa-desa Rumania untuk pembangunan apartemen bergaya Soviet. Ini tidak hanya merampas hak masyarakat desa, tetapi juga menciptakan kerusakan lingkungan yang signifikan.

  2. Istana Megah dan Utang Luar Negeri

    Ceaușescu juga dikenal karena membangun istana megah untuk kepentingan pribadi, yang menjadi simbol kemewahan yang bertentangan dengan kondisi kehidupan rakyatnya yang menderita. Selain itu, kebijakannya menumpuk utang luar negeri dengan kebijakan luar negeri yang dinyatakan independen membuat Rumania terjerat dalam beban utang yang harus dilunasi selama puluhan tahun.

  • Perspektif Luas:

Dalam perspektif luas, kepemimpinan Nicolae Ceaușescu adalah contoh yang nyata tentang bagaimana seorang pemimpin dapat menghancurkan negerinya sendiri melalui utang dan  kebijakan yang tidak masuk akal.

  • Perspektif Mendalam:

Pemerintahan Ceaușescu juga menganiaya oposisi dan terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia. Jutaan orang hidup dalam ketakutan dan penderitaan akibat kebijakan-kebijakan yang diterapkannya.

  • Kilas Balik:

Kematian Nicolae Ceaușescu adalah bukti konkret bahwa penindasan dan kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat akan berujung pada kehancuran sang pemimpin. Ia dan istrinya mencoba melarikan diri, namun akhirnya berhasil ditangkap dan dieksekusi mati oleh kaum oposisi yang marah. Kekuasaan Ceaușescu yang awalnya diharapkan berbeda dari rezim-rezim Blok Timur lainnya berubah menjadi mimpi buruk bagi banyak orang.  

Baca Juga : Lagu Komunis Tak Cuma Genjer-Genjer

 

Mengungkap Kisah Para Pemimpin Dunia yang Tewas Menyedihkan

 

Nicolae Ceaușescu

Nicolae Ceaușescu, seorang politikus Rumania, pernah menjabat sebagai Sekjen Partai Komunis Rumania dan kemudian menjadi Presiden Rumania pada periode 1974-1989. Di puncak kekuasaannya, ia dikenal sebagai tiran.

Kekuasaan Ceaușescu mulai rontok karena tindakan-tindakan kontroversialnya, seperti penghancuran desa-desa Rumania untuk pembangunan apartemen bergaya Soviet dan membangun istana megah untuk kepentingan pribadi. Selain itu, kegemarannya menumpuk utang luar negeri dari Blok Barat membuat Rumania terjerat dalam beban utang yang harus dilunasi selama puluhan tahun.

Akhir kekuasaan Nicolae Ceaușescu dimulai ketika rakyat marah dan menyerbu istana hingga nyaris membakarnya. Ia dan istri berusaha melarikan diri dengan menggunakan helikopter, tetapi akhirnya berhasil ditangkap dan dieksekusi mati.

Raja Faisal bin Abdul Aziz

Raja Faisal bin Abdul Aziz adalah seorang Raja Arab Saudi yang memerintah pada tahun 1964-1975. Ia dikenal sebagai raja yang mendorong modernisasi di Arab Saudi dengan menghapus kebijakan perbudakan dan menyederhanakan gaya hidup keluarga kerajaan, termasuk menarik 500 mobil mewah milik istana.

Raja Faisal sangat mendukung Palestina dan menentang keberadaan Israel. Selain itu, ia mengimplementasikan kebijakan pan-Islamisme, anti-komunisme, dan anti-Barat. Sikap tegasnya terhadap Amerika Serikat yang terus mendukung Israel bahkan mengakibatkan pemboikotan suplai minyak ke negara-negara Barat.

Kematian Raja Faisal meninggalkan luka mendalam bagi rakyat Arab Saudi dan juga keluarga kerajaan. Ia dibunuh oleh keponakannya sendiri, Pangeran Faisal Bin Musaid, yang menembak kepala sang raja saat acara istana berlangsung. Meskipun masih dalam kondisi hidup ketika dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tak tertolong. Motif pembunuhan tersebut masih menjadi misteri. Diduga ada keterkaitan dengan Amerika Serikat, terutama karena sang pangeran baru saja kembali dari negeri Paman Sam setelah menempuh pendidikan di sana.

Muammar Gaddafi

Muammar Gaddafi, perwira Libya yang terlibat dalam penggulingan Raja Idris, menduduki tampuk kepemimpinan pada 1969. Pemerintahan Gaddafi seringkali dicirikan sebagai rezim populis-otoriter. Ia menutup pangkalan militer milik Amerika Serikat dan Inggris di Libya. Sebagian besar kebijakan populisnya dibiayai oleh minyak.  

Setelah berkuasa selama empat dekade, rezim Gaddafi akibat Revolusi Tunisia yang menjalar ke Libya pada 2011. Rakyat Libya turut serta menggulingkan pemerintahannya dan demonstrasi besar-besaran terjadi di Benghazi dan kota-kota lainnya. Kelompok oposisi Gaddafi berhasil mengambil alih kendali sebagian besar negara dan membentuk Dewan Transisi Nasional (NTC) sebagai badan pemerintahan baru. NATO juga diduga memberikan dukungan kepada kelompok oposisi.

Gaddafi mencoba melarikan diri, namun akhirnya ditangkap oleh kelompok oposisi. Ia tewas dengan tembakan di kepala. Hingga kini, belum ada kepastian apakah Gaddafi sengaja ditembak atau tertembak secara kebetulan di tengah situasi penangkapan. Kematian Gaddafi pada 20 Oktober 2011 tersebar luas melalui rekaman yang memperlihatkan jasadnya bersimbah darah.