Sejarah Jepang di Asia Timur

Penulis: Hamim Septian
Editor: Achmad Susanto
Sejarah Jepang di Asia Timur

Highlight

  • Apa yang terkenal dari Jepang:

Jepang terkenal dengan berbagai hal, termasuk teknologi canggih, budaya yang kaya, makanan yang lezat, dan keindahan alamnya yang memukau.

  • Apa saja keunikan dari negara Jepang:

Keunikan negara Jepang meliputi sistem transportasi yang efisien, tradisi yang kuat dalam seni dan kesenian seperti bonsai dan origami, kecintaan pada ritual dan etiket, serta keanekaragaman geografinya yang mencakup pegunungan, pulau-pulau tropis, dan kota-kota metropolitan yang modern.

  • Apa nama asli negara Jepang:

Nama asli negara Jepang adalah "Nihon" atau "Nippon", yang secara harfiah berarti "asal matahari terbit", merujuk pada posisi geografisnya di timur.

  • Bagaimana penduduk di negara Jepang:

Penduduk di negara Jepang, atau yang dikenal sebagai "orang Jepang", terkenal karena keramahannya, kerja kerasnya, dan komitmennya terhadap nilai-nilai tradisional. Masyarakat Jepang juga dikenal karena tingkat harapan hidup yang tinggi, pendidikan berkualitas, dan kecenderungan untuk menghormati orang tua dan otoritas.

 

Baca juga:
Sejarah Kimono: Kain Tradisional Jepang
Moriaki Wakabayashi: Musisi Jepang, Pembajak Pesawat
Kawaii yang Menyeramkan

 

Ekspansi Jepang: Sejarah dan Implikasinya di Asia Timur

Penjajahan Korea

Setelah perang berakhir, pemimpin Jepang mendapat kebebasan untuk bertindak di Korea. Oposisi Korea terhadap "reformasi" Jepang tidak lagi ditoleransi. Itō Hirobumi, yang dikirim ke Korea sebagai residen jenderal, memaksa Korea untuk menandatangani perjanjian yang memberikan status protektorat yang hampir sama dengan penjajahan dan memerintahkan turunnya raja Korea. Pembunuhan Itō pada tahun 1909 mengakibatkan aneksasi Korea oleh Jepang pada tahun berikutnya. Kebebasan dan perlawanan Korea dihancurkan, dan pada tahun 1912, Jepang tidak hanya mencapai kesetaraan dengan Barat tetapi juga menjadi kekuatan imperialist terkuat di Asia Timur.

Peran Jepang dalam Perang Dunia I

Selama Perang Dunia I, Jepang bersekutu dengan pihak Sekutu tetapi aktivitasnya terbatas pada merebut kepemilikan Jerman di China dan Pasifik. Ketika Tiongkok meminta kembalinya wilayah Shantung yang sebelumnya dikuasai Jerman, Jepang menanggapi dengan "Tuntutan Dua Puluh Satu", yang dikeluarkan pada tahun 1915, yang mencoba memaksa Tiongkok untuk memberikan konsekiensi luas kepada Jepang. Meskipun Tiongkok menyerah pada sejumlah masalah tertentu, namun menolak tuntutan Jepang yang paling ekstrim yang akan menjadikan Tiongkok sebagai wilayah Jepang. Meskipun Jepang mendapat keuntungan ekonomi, kebijakan Jepang terhadap Tiongkok pasca-Perang Dunia I meninggalkan warisan perasaan tidak senang dan tidak percaya, baik di Tiongkok maupun di Barat. 

Konferensi Pembatasan Senjata Washington

Salah satu alasan utama konferensi pembatasan senjata yang diadakan di Washington, D.C., pada tahun 1921–22, adalah untuk mengurangi pengaruh Jepang. Sejumlah perjanjian dirancang untuk menempatkan pembatasan pada ambisi Jepang sambil menjamin keamanan Jepang. Perjanjian tersebut termasuk Pakta Empat Kekuatan, antara Jepang, Britania Raya, Amerika Serikat, dan Prancis, yang menggantikan Aliansi Jepang-Inggris, serta Perjanjian Pembatasan Laut Lima Kekuatan (dengan Italia) yang menetapkan batas kapal perang dengan rasio lima untuk Britania Raya dan Amerika Serikat untuk tiga untuk Jepang. Sebuah kesepakatan tentang penggalian basis pulau di Pasifik dimaksudkan untuk memastikan keamanan Jepang di perairan di sekitar wilayahnya.