Tragedi Jumat Kelabu di Banjarmasin 1997

Penulis: Achmad Susanto
Editor: Hamim Septian
Tragedi Jumat Kelabu di Banjarmasin 1997

Highlight

  • Mengapa Penting:

Tragedi Jumat Kelabu di Banjarmasin memegang peranan sentral dalam sejarah politik Indonesia, khususnya menjelang kejatuhan Orde Baru pada tahun 1998.

  • Gambaran Besar:

Pada tanggal 23 Mei 1997, di tengah kampanye pemilu, Banjarmasin menjadi saksi Tragedi Jumat Kelabu. Massa simpatisan Golkar mengusik sholat Jumat, memicu kerusuhan yang melibatkan senjata tajam. 

  • Sorotan:

Kampanye partai Golkar di Taman Kamboja menjadi pemicu utama konflik. Simpatisan Golkar dengan ugal-ugalan memicu ketegangan saat jamaah sholat Jumat. 

  • Perspektif Luas:

Meskipun kronologi peristiwa tercatat, penyebab pasti masih menjadi misteri. Pertanyaan ini tetap menjadi bagian tak terjawab dari sejarah kelam Banjarmasin.

  • Perspektif Mendalam:

Jumat Kelabu terjadi pada 23 Mei 1997, menjelang pemilu. Pasukan keamanan dikerahkan untuk meredakan kekacauan, menciptakan catatan hitam di sejarah politik Indonesia.

  • Kilas Balik:

Hingga kini, misteri pelaku kekerasan dan motif di balik serangan brutal belum terungkap sepenuhnya. Tragedi ini menjadi bagian dari sejarah kelam rezim Orde Baru, meninggalkan luka sulit sembuh di masyarakat Banjarmasin. 

 

Baca Juga:
Mengenang Tragedi Tsunami Aceh 2004
Kiamat Yang Merekah


Tragedi Jumat Kelabu di Banjarmasin 1997 : Apa, Mengapa, dan Kapan

Pada 23 Mei 1997, kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi saksi peristiwa mencekam yang dikenal sebagai Tragedi Jumat Kelabu Banjarmasin. Sebuah episode kerusuhan yang mendahului kejatuhan rezim Orde Baru pada tahun 1998. Kami akan membongkar secara rinci apa yang terjadi, penyebabnya, kapan terjadinya, dan dampaknya terhadap masyarakat.

Kronologi Peristiwa Jumat Kelabu di Banjarmasin

Tragedi Jumat Kelabu di Banjarmasin adalah insiden berdarah yang terjadi selama kampanye politik di masa pemilu 1997. Seiring kampanye partai Golkar di Taman Kamboja, Banjarmasin, jamaah sholat Jumat di Masjid Nur dikejutkan oleh rusuh simpatisan Golkar. Saat itu, suasana tengah dipanaskan oleh kampanye pemilu. Massa Golkar, dengan ugal-ugalan berkendara, mengusik keheningan sholat, memicu bentrok dengan warga setempat sekitar pukul 13:30 WITA. Massa yang panas menyerbu kantor DPD Golkar dengan senjata, utamanya celurit. Serangan membabi buta melibatkan bahkan mereka yang baru tiba di Banjarmasin. Kerusuhan menjalar ke berbagai tempat, dari kantor pemerintahan hingga tempat ibadah, menciptakan suasana konflik rasial yang luas.

Penyebab Terjadinya Tragedi Jumat Kelabu di Banjarmasin

Meski kronologi peristiwa telah tercatat, penyebab pasti kerusuhan masih menjadi tanda tanya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa konflik dimulai dari ketidakpuasan jamaah terhadap sikap ugal-ugalan simpatisan Golkar yang mengacaukan keheningan sholat Jumat. Versi lain menyebutkan konflik bermula dari tindakan provokatif simpatisan Golkar yang membawa senjata tajam.

Kapan Terjadinya Jumat Kelabu di Banjarmasin?

Peristiwa Jumat Kelabu di Banjarmasin terjadi pada tanggal 23 Mei 1997, menjelang berlangsungnya pemilu. Kampanye partai Golkar di Taman Kamboja menjadi pemicu utama kerusuhan, yang menyebabkan bentrokan antara massa Golkar dan warga setempat. Kejadian ini menciptakan Jumat yang kelabu, mewarnai sejarah politik Indonesia.

Mitra Plaza Banjarmasin 1997

Mitra Plaza, didirikan pada tahun 1990, memegang peran sentral dalam kehidupan perbelanjaan Kota Banjarmasin. Dengan empat lantai, menyajikan penyewa-penyewa dari brand terkemuka, baik nasional maupun internasional, mal ini menjadi pusat kegiatan komersial di kota tersebut. Pada 23 Mei 1997, suasana tegang mulai terasa sejak sebelum tengah hari. Aktivitas kampanye berjalan sambil sejumlah massa berkumpul di simpang 4 Pangeran Antasari. Petugas aparat melibatkan diri dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan, tetapi situasi semakin memanas.

Kerusuhan dan Pembakaran Mitra Plaza

  • Pukul 11.30 Wita, Mitra Plaza ditutup lebih awal mengantisipasi kerusuhan.
  • Setelah salat Jumat, massa berkumpul dan merusak sejumlah tempat di sekitar kota.
  • Mitra Plaza menjadi sasaran, massa membakar genset dan mobil, melibatkan ribuan penjarah.
  • Pukul 22.00 Wita, pasukan bantuan datang, tapi Mitra Plaza sudah terbakar habis.

Korban Jumat Kelabu di Banjarmasin

Menurut YLBHI, jumlah korban dari tragedi Jumat kelabu di Banjarmasin mencakup 123 korban tewas, 118 orang luka-luka, dan 179 orang hilang. Angka-angka ini mencerminkan dampak besar dari kekerasan yang terjadi saat itu, dan hingga kini, masih banyak pertanyaan mengenai siapa pelaku sebenarnya.

Titik Terang Jumat Kelabu di Banjarmasin

Hingga kini, misteri mengenai pelaku kekerasan dan motif di balik serangan brutal itu tidak pernah terungkap sepenuhnya. Namun, tragedi ini menjadi satu lagi episode kelam rezim Orde Baru, membawa dampak besar terhadap masyarakat Banjarmasin dan menyisakan luka yang sulit sembuh.

Pemerintah saat itu segera merespons dengan menurunkan pasukan keamanan untuk meredakan kekacauan. Meskipun dilarang menembak, pasukan keamanan ditugaskan untuk menjaga ketertiban dan menangkap para perusuh.

Tragedi Jumat Kelabu di Banjarmasin memberikan refleksi pahit akan ketidakstabilan politik dan sosial yang melanda Indonesia pada masa lampau. Sebagai bagian dari sejarah yang tidak boleh dilupakan, peristiwa ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga kedamaian dan menghargai perbedaan pendapat dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.