Sejarah Kembang Api dari Masa ke Masa

Penulis: Achmad Susanto
Editor: Hamim Septian
Sejarah Kembang Api dari Masa ke Masa

Highlight

  • Mengapa Penting:

Perayaan tahun baru seringkali identik dengan gemerlapnya kembang api yang menerangi langit malam. Dalam konteks Indonesia, kembang api bukan sekadar bagian dari tradisi tahun baru, melainkan juga sarana penyemarak berbagai perayaan dan momen spesial.

  • Gambaran Besar:

Tradisi perayaan tahun baru tidaklah baru. Sejak 2000 SM, Babilonia sudah merayakan tahun baru sebagai bagian dari festival keagamaan. 

  • Sorotan:

Selain mengusir roh jahat dalam tradisi tahun baru, kembang api juga menjadi bagian tak terpisahkan dari keceriaan masyarakat. Namun, perlu diingat bahwa keceriaan ini harus sejalan dengan kesadaran akan keamanan, terutama dalam penggunaannya di media sosial.

  • Perspektif Luas:

Meskipun kembang api membawa keceriaan, penting untuk tetap waspada. Konten kreatif di media sosial yang melibatkan kembang api dapat menimbulkan risiko.

  • Perspektif Mendalam:

Dalam era modern, kembang api tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga menghadapi tantangan baru. 

  • Kilas Balik:

Kembang api bukan hanya bunga api berwarna-warni di langit malam. Ia adalah bagian dari sejarah panjang, mengusir kegelapan dan membawa keceriaan.

 

Baca juga:
Bukan Orang Arab yang Bikin Lebaran Kita Makin Meriah

 

Sejarah Kembang Api sebagai Simbol Kemeriahan dan Kegembiraan

Mengapa Tahun Baru Identik dengan Kembang Api

Tidak dapat dipungkiri, tahun baru telah ada sejak ribuan tahun yang lalu, tercatat sejak 2000 SM. Awalnya, tradisi perayaan tahun baru bermula dari Babilonia yang merayakannya sebagai bagian dari festival keagamaan. Namun, pergeseran signifikan terjadi pada abad ke-7 di Tiongkok, di mana kembang api menjadi elemen penting untuk mengusir roh jahat dan menyambut keceriaan di tahun yang baru.

Perkembangan Kembang Api di Tiongkok

Pada awalnya, kembang api di Tiongkok sederhana, pembuatan kembang api hanya menggunakan bubuk mesiu tanpa warna. Namun, nenek moyang orang Tiongkok berhasil menciptakan berbagai warna dengan mencampur bubuk mesiu, membawa keindahan warna pada kembang api. Melalui penjelajah Eropa, Marco Polo, tradisi ini kemudian diintegrasikan ke dalam budaya Eropa.

Penyebaran Tradisi Kembang Api ke Eropa

Pada tahun 1925, Eropa mulai mengadopsi kembang api sebagai bagian dari perayaan tahun baru. Di Inggris, penguasa menggunakan pertunjukan kembang api untuk menghibur pengikutnya. Perkembangan ini tak hanya terbatas di Eropa, melainkan juga menyebar ke koloni-koloni Inggris di berbagai penjuru dunia.

Tradisi Kembang Api di Indonesia

Di Indonesia, kembang api bukan hanya menjadi bagian dari perayaan tahun baru. Kemajuan teknologi membuatnya menjadi sarana hiburan sepanjang tahun. Meski demikian, sayangnya, konten lucu-lucuan dengan kembang api seringkali berujung pada kecelakaan.

Kembang Api dalam Budaya Indonesia

Tak hanya terbatas pada fungsi spiritual, kembang api di Indonesia juga menjadi ekspresi seni dan hiburan. Dalam perayaan-perayaan besar seperti tahun baru, Idul Fitri, dan pernikahan, kembang api digunakan untuk menciptakan atmosfer meriah dan menghibur masyarakat. Keindahan visual dan desain kreatif kembang api menjadi daya tarik tersendiri.

Antara Keceriaan dan Kewaspadaan

Meskipun kembang api membawa keceriaan, kita juga perlu menjaga kewaspadaan. Konten kreatif di media sosial menggunakan kembang api dapat berisiko, sehingga perlu diimbangi dengan kesadaran akan keamanan.