Highlight
-
Mengapa Penting:
Melalui Pemilu, masyarakat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang dianggap mampu membawa perubahan dan kemajuan bagi negara.
-
Gambaran Besar:
Selama periode pemungutan suara, terjadi penurunan signifikan dalam eksposur pemberitaan tentang Pemilu 2024, baik di media massa maupun media sosial.
-
Sorotan Utama:
Hak Angket dibahas dalam konteks penggunaannya untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu, sementara Sengketa Pemilu di MK mencakup rencana pengajuan saksi dan respons pemerintah terhadap dugaan kecurangan.
-
Perspektif Luas:
Terdapat kesenjangan antarkelompok dalam masyarakat yang menyebabkan fragmentasi isu. Konten yang dihasilkan pasca-pemungutan suara cenderung berasal dari pasangan calon atau tokoh publik, menggantikan partisipasi masyarakat dalam pembahasan isu-isu politik.
-
Perspektif Mendalam:
Percakapan di media sosial mencapai puncaknya terkait Hak Angket pada tanggal 23 Februari 2024, menunjukkan antusiasme dan kekhawatiran masyarakat terhadap proses pemilihan. Sengketa di MK juga menjadi perhatian utama, meskipun distribusi percakapan di media sosial mulai menurun setelah pemungutan suara.
-
Kilas Balik:
Melalui analisis jaringan sosial, beberapa akun yang sering disebutkan dalam konteks kedua isu tersebut adalah @Aniesbaswedan, @Prabowo, @Mohmahfudmd, @PDIP_Perjuangan, dan @PSI_id. Kesimpulan dari analisis ini menunjukkan bahwa masyarakat secara aktif terlibat dalam percakapan politik di media sosial.
Baca juga:
Memahami Peran Strategis APPRI dalam Industri Public Relations Indonesia
Yang Dilakukan Para Capres Untuk Kampanye Caper ke Anak Muda
"Gimmick" Dalam Debat IV Cawapres Pemilu 2024
Gonjang-ganjing Politik Dinasti
Jokowi: The Super President yang Mengerikan
Wacana Hak Angket DPR dan Gugatan Di MK
Pemilu 2024 telah menjadi perbincangan hangat di seluruh negeri, baik melalui media massa maupun platform media sosial. Dalam rangka memahami tren dan dinamika isu-isu utama yang mewarnai pemberitaan dan percakapan publik, PT Binokular Media Utama melakukan riset media monitoring yang komprehensif. Berikut adalah analisis mendalam terkait tren dan distribusi argumen terkait dua isu utama, yakni Hak Angket DPR dan Sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK).
Tren Pemberitaan dan Percakapan di Media
Dalam periode monitoring 14 Februari hingga 18 Maret, eksposur pemberitaan tentang Pemilu 2024 menunjukkan penurunan signifikan. Hal ini terjadi tidak hanya dalam media massa, tetapi juga di media sosial. Konten yang sedang trend di platform seperti Twitter dan TikTok cenderung tidak terkait dengan isu Pemilu, melainkan lebih berkaitan dengan topik seperti Ramadhan dan bencana banjir di daerah tertentu. Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran fokus perhatian publik setelah berakhirnya proses pemungutan suara.
Selain itu, terdapat kesenjangan antara kelompok-kelompok dalam masyarakat yang menyebabkan fragmentasi isu. Selama masa kampanye, banyak konten yang dihasilkan secara partisipatoris oleh masyarakat, namun setelah pemungutan suara, konten yang dominan berasal dari pasangan calon presiden-wakil presiden atau tokoh publik yang mendistribusikan isu-isu tertentu, seperti Hak Angket.
Hak Angket DPR
Di media massa, topik Hak Angket banyak diberitakan dalam konteks Paripurna DPR dan DPD yang memperdebatkan penggunaan Hak Angket untuk mengusut dugaan kecurangan pemilu. Sementara itu, dalam konteks media sosial, percakapan mengenai Hak Angket mencapai puncaknya pada tanggal 23 Februari 2024. Netizen menunjukkan emosi antisipasi terkait proses pemilihan hingga rekapitulasi nasional. Keputusan terkait penghentian aplikasi Sirekap menjadi sorotan, karena dianggap mengurangi partisipasi publik dan transparansi dalam proses penghitungan suara.
Sengketa Pemilu di MK
Sengketa Pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK) juga menjadi perhatian utama dalam pemberitaan dan percakapan publik. Media massa banyak memberitakan mengenai rencana TPN Ganjar-Mahfud untuk mengajukan seorang Kapolda sebagai saksi di MK, serta respons Jokowi terhadap dugaan kecurangan pemilu. Di media sosial, isu ini telah berkembang sebelum pemungutan suara dilakukan, namun distribusi percakapan mulai menurun. Meskipun demikian, netizen masih menunjukkan antusiasme yang tinggi, terutama terkait akun @Mohmahfudmd yang menjadi pusat perhatian dalam percakapan online.
Implikasi Sosial Network Analysis (SNA)
Melalui analisis jaringan sosial, beberapa akun yang sering disebutkan dalam konteks dua isu utama tersebut adalah @Aniesbaswedan yang dihubungkan dengan @Prabowo dan @KPU_ID, serta @Mohmahfudmd yang dikaitkan dengan @PDIP_Perjuangan. Isu dugaan penggelembungan suara juga mencuat dalam percakapan online, terutama yang terkait dengan akun @PSI_id. Kesimpulan dari analisis ini mengindikasikan bahwa publik secara aktif terlibat dalam percakapan tentang isu-isu politik yang relevan.