Apa itu Skena?

Penulis: Achmad Susanto
Editor: Hamim Septian
Apa itu Skena?

Highlight

  • Mengapa Penting:

Memahami konsep skena memungkinkan kita untuk lebih memahami dinamika budaya dan identitas sosial generasi muda saat ini. 

  • Gambaran Besar:

Skena, atau scene dalam bahasa Inggris, adalah subkultur anak muda yang muncul pada awal 2000-an di Amerika Serikat. Dalam perkembangannya, skena menjadi istilah yang merujuk pada suatu perkumpulan anak muda yang senang berkumpul, berinteraksi, dan menjelajahi berbagai tempat. 

  • Sorotan:

Dalam konteks musik, skena merujuk pada subkultur atau komunitas musik tertentu yang memiliki minat dan preferensi musik yang khas.

  • Perspektif Luas:

Skena mencerminkan kebutuhan akan ruang dan tempat di mana individu-individu dapat mengekspresikan diri mereka tanpa batasan atau aturan yang kaku. 

  • Perspektif Mendalam:

Skena bukan hanya tentang musik atau gaya berpakaian, tetapi juga tentang identitas sosial dan budaya. Ini adalah ruang di mana individu-individu dapat menemukan kesamaan minat dan nilai-nilai yang mereka bagi. 

  • Kilas Balik:

Sebelum adanya istilah skena, konsep ini mungkin sudah ada dalam bentuk yang berbeda. Namun, dengan adanya istilah ini, fenomena tersebut menjadi semakin terlihat dan dikenal oleh masyarakat luas.

 

Baca juga:
Perjalanan Panjang New Balance, Tak Sependek Lawakan Sepatu Skena
Halo, Namaku Docmart
Denim Tahan Banting Melintasi Waktu ke Waktu

 

Apa itu Skena?

Definisi dan Asal Usul

Jurno.id mewawancarai Ivan Lanin, aktivis bahasa yang kerap memperkenalkan padanan Indonesia dari istilah-istilah asing, untuk mengusut apa arti "skena". Menurut Ivan Lanin, kata "skena" belum terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Namun, istilah ini sudah menjadi bahan diskusi sejak tahun 2014. Kata "skena" berasal dari kata bahasa Inggris "scene" yang berarti subkultur. Istilah ini biasanya terkait dengan musik indie, berbeda dengan "belantika" yang lebih lekat dengan musik mainstream.

Penggunaan dalam Konteks

Ivan Lanin memberikan beberapa contoh penggunaan kata "skena" dari korpus Leipzig, yang menunjukkan bagaimana kata ini digunakan dalam berbagai konteks, terutama dalam musik. Berikut beberapa contohnya:

  1. "Namun hal tersebut belum sempat terjadi, hingga membuat album ini layak menjadi salah satu pencapaian skena metal nusantara." (rollingstone.co.id, 30/01/2014)
  2. "Buku ini sangat menarik karena ini adalah buku pertama di Indonesia yang mendokumentasi skena musik lokal daerah." (karya-ilmiah.um.ac.id)
  3. "Majalah metal yang berbasis di Inggris ini menganugerahi Burgerkill sebagai ujung tombak band metal di skena Indonesia." (forum.prodigy.co.id, 05/02/2014)

Contoh-contoh ini memperlihatkan bahwa "skena" sering digunakan untuk menggambarkan komunitas atau subkultur musik tertentu di Indonesia.

Polemik dan Salah Kaprah

Ada juga pandangan salah kaprah mengenai kata "skena," seperti anggapan bahwa "skena" adalah akronim dari "sua, cengkerama, dan kelana." Namun, pandangan ini dibantah oleh Ahmad Hamidi dalam tulisannya di Tempo, yang menjelaskan bahwa ini adalah bentuk cocokologi atau keratabasa, yakni pencocokan asal-usul kata yang tidak ilmiah.

Perbandingan dengan Istilah Lain

Istilah "belantika" dan "kancah" juga sering digunakan dalam konteks musik dan budaya, namun dengan makna yang berbeda. "Belantika" lebih cenderung ke musik mainstream dan dipopulerkan oleh penulis seperti almarhum Remy Sylado. Sedangkan "kancah" awalnya berarti kuali besar dan kemudian berkembang menjadi wadah, sering digunakan dalam konteks "kancah politik" atau "kancah pertempuran."

Ivan Lanin menekankan bahwa meskipun kata-kata seperti "kancah" bisa digunakan dalam konteks yang lebih umum, orang cenderung merasa lebih nyaman menggunakan istilah baru yang tidak memiliki konotasi tertentu.

Sejarah dan Perkembangan Subkultur Skena

Istilah "skena" berasal dari kata "scene" dalam bahasa Inggris dan merujuk pada subkultur, terutama dalam konteks musik indie. Meskipun belum diakui secara resmi dalam KBBI, istilah ini sudah lama digunakan dan memiliki makna yang berbeda dari kata-kata seperti "belantika" dan "kancah." Polemik terkait asal-usul kata ini menunjukkan adanya ketidaktahuan yang sering diatasi dengan keratabasa atau cocokologi.

Skena, sebuah istilah yang tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan anak muda, khususnya di platform TikTok dan Instagram. Namun, bagi sebagian orang, mungkin masih ada kebingungan tentang apa sebenarnya arti dari istilah ini.

Skena, atau scene dalam bahasa Inggris, adalah subkultur anak muda yang muncul pada awal 2000-an di Amerika Serikat. Subkultur ini berkembang dari subkultur emo yang sudah ada sebelumnya dan mencapai popularitas di kalangan remaja dari pertengahan 2000-an hingga awal 2010-an. Anggota subkultur skena sering disebut sebagai scene kids, trendies, atau scenesters. Gaya berpakaian skena sangat khas, dengan celana jeans ketat, pakaian berwarna cerah, dan gaya rambut yang unik.

Namun, seiring perkembangannya, istilah 'skena' kemudian tidak hanya eksklusif pada musik emo. Platform media sosial membuat istilah 'skena' atau 'scene' jadi lebih luwes dalam makna dan penggunaannya.

Teori cocoklogi yang berkata bahwa skena adalah singkatan dari kata "Sua, cengKErama, dan kelaNa" kurang bisa dipertanggungjawabkan. Secara harfiah, "Sua" berarti bertemu atau berkumpul, "cengKErama" berarti interaksi sosial atau obrolan santai, dan "kelaNa" berarti perjalanan atau petualangan. Dengan demikian, skena merujuk pada suatu perkumpulan anak muda yang senang berkumpul, berinteraksi, dan menjelajahi berbagai tempat. Singkatan ini dianggap kurang tepat.

Subkultur skena mulai muncul sebagai bagian dari evolusi subkultur emo, membawa elemen-elemen baru yang lebih ceria dan ekspresif. Pada pertengahan hingga akhir 2000-an, gaya dan musik yang terkait dengan skena mendapatkan perhatian komersial baik di lingkup underground maupun mainstream. Band-band seperti Bring Me the Horizon, Asking Alexandria, Pierce the Veil, dan Metro Station meraih perhatian luas dan menjadi ikon bagi penggemar skena.

Setelah mengalami penurunan popularitas pada pertengahan hingga akhir 2010-an, subkultur skena mengalami kebangkitan kembali sejak tahun 2019. Hal ini ditandai dengan munculnya kembali gaya dan musik yang khas dari subkultur ini di berbagai platform media sosial.

Gaya Berpakaian Skena di Awal 2000-an

Karakteristik Fashion Skena Awal 2000

Karena berkembang dari subkultur emo, gaya berpakaian skena juga mengikuti tren musik emo atau happy emo saat itu. Ia dikenal dengan penggunaan warna-warna cerah, celana jeans ketat, dan berbagai aksesori yang mencolok. Berikut adalah beberapa elemen kunci dari fashion skena:

  • Celana Jeans Ketat: Celana yang sangat ketat menjadi salah satu ciri khas paling mencolok dari skena.
  • Pakaian Berwarna Cerah: Warna-warna neon seperti pink, hijau, dan biru sering kali mendominasi pilihan pakaian.
  • Aksesori Ekstrim: Termasuk anting-anting besar, sabuk dengan gesper besar, gelang, dan sarung tangan tanpa jari.
  • Gaya Rambut: Rambut lurus dengan poni panjang yang menutupi dahi atau bahkan satu atau kedua mata, sering kali diwarnai dengan warna-warna mencolok seperti blond, merah, atau biru terang.

Toko Favorit dan Influencer

Anggota subkultur skena sering kali berbelanja di toko-toko seperti Hot Topic, yang menyediakan berbagai pakaian dan aksesori yang sesuai dengan gaya mereka. Sosok seperti Eve O'Brien dari The Guardian menyebut anggota skena sebagai "emos yang bahagia," mencerminkan perbedaan antara skena dan subkultur emo yang lebih melankolis.

Skena Musik dan Pengaruhnya Terhadap Gaya Hidup

Pada awalnya, musik emo dan post-hardcore memainkan peran sentral dalam subkultur skena. Dengan ragam genre -core seperti metalcore, crunkcore, deathcore, electronic, dan pop punk menjadi favorit. Band-band skena tidak hanya populer di kalangan penggemar tetapi juga berhasil meraih kesuksesan komersial yang signifikan. Contohnya, Bring Me the Horizon dan Asking Alexandria tidak hanya tampil di panggung underground tetapi juga mencapai tangga lagu mainstream.

Daftar Band Populer

Berikut adalah beberapa band yang berpengaruh dalam skena:

  • Bring Me the Horizon
  • Asking Alexandria
  • Pierce the Veil
  • Metro Station

Dalam lingkungan musik Indonesia, skena merujuk pada sebuah subkultur atau komunitas yang memiliki minat dan preferensi musik tertentu. Skena sering kali diidentikan dengan genre musik yang lebih non-mainstream atau alternatif, yang cenderung berbeda dari apa yang biasa didengarkan oleh masyarakat umum.

Misalnya, jika Anda mendengar seseorang berbicara tentang "skena musik," mereka mungkin merujuk pada band-band atau musisi-musisi yang aktif di dalam komunitas musik independen, seperti Fourtwnty, Danilla, .Feast, atau Barasuara. Band-band ini sering dikenal karena gaya musiknya yang unik dan tidak terlalu dipengaruhi oleh tren musik populer saat ini.

Di dalam skena musik, Anda akan menemukan ragam genre musik yang beragam, mulai dari indie rock, folk, post-rock, hingga shoegaze. Yang membuat skena musik begitu menarik adalah keragaman dan kebebasan berekspresi yang dimilikinya. Di sinilah musikus dan pendengar dapat mengeksplorasi berbagai genre dan menciptakan karya-karya yang mungkin tidak akan diterima secara luas di industri musik mainstream.

Skena musik juga seringkali diidentikkan dengan budaya DIY (Do It Yourself) di mana musisi dan penggemar bekerja sama untuk mempromosikan dan mendukung scene tersebut. Konser-konser kecil, pameran seni, serta pertemuan-pertemuan informal menjadi sarana bagi komunitas musik ini untuk terus berkembang dan bersatu.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa skena musik adalah sebuah komunitas yang terdiri dari individu-individu yang memiliki minat dan ketertarikan pada jenis musik tertentu yang cenderung tidak populer di kalangan umum. Meskipun seringkali dianggap sebagai sesuatu yang terisolasi, skena musik sebenarnya merupakan tempat bagi mereka yang ingin mengekspresikan diri tanpa batasan dan aturan yang kaku.

Polisi Skena: Apakah Itu?

Dalam konteks skena musik, terdapat istilah "polisi skena". Polisi skena ini merujuk pada orang-orang yang cenderung menjadi kritikus musik dan menghakimi selera musik orang lain. Mereka seringkali merasa bahwa selera musik mereka adalah yang paling benar dan menganggap orang lain tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang musik. Namun, sikap seperti ini dapat dianggap merugikan, karena dapat mengurangi kebebasan berekspresi dan menghambat perkembangan seni musik secara keseluruhan.

Outfit Skena

Selain dalam hal musik dan interaksi sosial, skena juga memengaruhi gaya berpakaian anak muda saat ini. Berikut adalah beberapa inspirasi gaya outfit skena yang sedang tren:

1. Kaos Band, Baggy Jeans, Sepatu Docmart
Gaya ini sangat populer di kalangan pencinta musik rock alternative. Kaos band metal yang digabung dengan celana baggy jeans dan sepatu Docmart adalah kombinasi yang kerap dipilih untuk tampilan yang keren dan edgy.

2. Celana Cargo
Celana cargo adalah salah satu item yang sering dipakai oleh anak skena. Dipadukan dengan kaos oversize dan sepatu sneakers, gaya ini memberikan kesan santai namun tetap stylish.

3. Jaket Hoodie dan Tote Bag
Gaya ini umumnya digunakan oleh anak muda yang gemar nongkrong di coffee shop atau tempat hangout lainnya. Jaket hoodie yang dipadukan dengan celana baggy dan tote bag memberikan kesan casual namun tetap modis.

4. Kaos Oversize dan Celana Baggy
Kaos oversize dipadukan dengan celana baggy merupakan gaya yang cocok untuk festival musik atau acara serupa. Tambahkan sepatu sneakers dan aksesori seperti sling bag serta kacamata untuk tampilan yang lebih lengkap.

Subkultur skena merupakan fenomena yang memiliki pengaruh besar pada gaya hidup dan ekspresi diri remaja. Meskipun popularitasnya sempat menurun, kebangkitan kembali sejak 2019 menunjukkan bahwa skena masih memiliki tempat khusus dalam budaya pop modern. Dengan gaya berpakaian yang mencolok dan musik yang berenergi tinggi, skena terus menarik perhatian generasi muda yang mencari identitas unik dan komunitas yang berpikiran sama.